P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Elon Musk Siap Jadikan Starlink Sebagai Pusat Data Luar Angkasa

Featured Image

Elon Musk dan Ambisi Starlink sebagai Pusat Data Luar Angkasa

CEO SpaceX, Elon Musk, kembali menunjukkan visinya yang luar biasa dengan mengusulkan penggunaan layanan Starlink sebagai pusat data di luar angkasa. Setelah sukses dalam menyediakan akses internet cepat melalui satelit, ia kini memperluas konsep tersebut dengan ide inovatif yang mungkin mengubah cara kita memandang teknologi komunikasi dan komputasi.

Penggunaan Starlink sebagai pusat data bukanlah hal yang mudah. Namun, Musk percaya bahwa perusahaan sudah memiliki dasar kuat berkat pengembangan satelit generasi terbaru, yaitu Starlink V3. Satelit ini dirancang untuk memberikan koneksi internet berkecepatan gigabit, yang menjadi fondasi penting bagi proyek baru ini.

“Dengan meningkatkan skala satelit Starlink V3, yang telah dilengkapi dengan sambungan laser berkecepatan tinggi, kami akan berhasil. SpaceX akan melakukannya,” tulis Musk di akun X-nya.

Gagasan ini muncul di tengah meningkatnya minat global terhadap pembangunan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) di luar angkasa. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi dampak lingkungan dari konsumsi energi besar yang terjadi di pusat data di Bumi. Dengan menjalankan proses komputasi di luar angkasa, diharapkan dapat mengurangi beban energi yang diperlukan untuk operasi pusat data tradisional.

Satelit Starlink V3 akan diluncurkan menggunakan roket Starship milik SpaceX, yang masih dalam tahap uji coba. Menurut dokumen pengajuan ke regulator, bobot satu satelit V3 mencapai 2.000 kilogram, atau hampir empat kali lipat lebih berat dibandingkan versi V2 Mini. Ini menunjukkan bahwa SpaceX sedang melakukan peningkatan signifikan dalam kapasitas dan kemampuan satelit mereka.

Musk juga mengisyaratkan bahwa perusahaan bisa membuat satelit yang lebih besar agar mampu menampung perangkat komputasi tambahan. Dengan demikian, pelanggan dapat terhubung langsung ke Starlink untuk menjalankan proses pelatihan AI dari jarak jauh, tanpa perlu bergantung pada infrastruktur di Bumi.

Salah satu kunci keberhasilan rencana ini adalah teknologi laser link antar-satelit. Sistem ini memungkinkan transmisi data hingga 200 Gbps, sehingga menciptakan jaringan mesh di orbit. Teknologi ini sangat penting karena pusat data di luar angkasa harus tetap bisa diakses meskipun satelit terus bergerak mengelilingi Bumi.

Meski ambisius, proyek ini masih butuh waktu panjang. Saat ini, SpaceX fokus pada penyelesaian uji coba Starship serta misi besar lain seperti pengiriman manusia ke Bulan dan Mars. Progres yang cepat dalam pengembangan teknologi ini akan menjadi kunci kesuksesan rencana Starlink sebagai pusat data.

Selain SpaceX, startup bernama Starcloud juga tengah menyiapkan proyek serupa. Mereka akan meluncurkan satelit uji coba yang membawa GPU Nvidia H100 untuk pelatihan AI. Rencananya, satelit tersebut akan memanfaatkan energi Matahari sebagai sumber daya utama dan terhubung dengan jaringan Starlink. Peluncuran satelit uji coba itu dijadwalkan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 pada 2 November mendatang.

0

Posting Komentar