P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Penampilan Gubernur Riau Saat Tiba di KPK, Sepatu Jadi Sorotan

Featured Image

Penampilan Gubernur Riau Saat Hadir di KPK Mencuri Perhatian

Gubernur Riau, Abdul Wahid, tiba di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan penampilan yang menarik perhatian. Ia tiba di Jakarta pada Selasa (4/11/2025) pagi untuk menjalani pemeriksaan pasca-Operasi Tangkap Tangan (OTT). Meskipun berada dalam situasi yang cukup kritis, ia memilih untuk tetap diam dan tidak memberikan komentar terkait kasus yang sedang menimpanya.

Abdul Wahid tiba di lokasi sekitar pukul 09.35 WIB. Ia tidak sendirian, melainkan datang bersama dua orang lainnya, yaitu Kepala Dinas PUPR Riau dan Sekretaris Dinas PUPR Riau. Penampilannya mencolok karena ia mengenakan sandal sebagai alas kaki, alih-alih menggunakan sepatu formal seperti biasanya. Ia juga mengenakan kaus putih dengan celana panjang hitam dan membawa tas jinjing berwarna biru. Wajahnya tertutup masker putih, sehingga sulit untuk mengidentifikasi ekspresinya.

Saat tiba, Abdul Wahid tidak memberikan komentar apa pun terkait OTT yang telah menjerat dirinya. Ia langsung masuk ke dalam gedung dan saat ini telah berada di lantai dua untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Status hukum Abdul Wahid dan pihak-pihak lain yang diamankan akan ditentukan oleh KPK melalui konferensi pers yang akan digelar kemudian.

Sebelumnya, KPK membenarkan telah menggelar OTT di Provinsi Riau pada Senin (3/11/2025). Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan total ada 10 orang yang diamankan, sebagian besar merupakan penyelenggara negara. Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, telah mengonfirmasi bahwa salah satu dari 10 orang tersebut adalah Gubernur Riau, Abdul Wahid. Penangkapan ini diduga kuat berkaitan dengan dugaan korupsi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Riau.

Isu Terkait CSR BI dan OJK

Abdul Wahid, ternyata sempat diisukan terlibat dalam kasus dugaan korupsi corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2020-2023. Dia diduga terlibat saat masih menjadi anggota Komisi XI DPR RI periode 2019-2024. Namanya mencuat usai penetapan tersangka terhadap dua anggota Komisi XI DPR RI yakni Heri Gunawan (Fraksi Gerindra) dan Satori (NasDem) pada 7 Agustus 2025.

Selain Abdul Wahid, ada anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PKB lainnya yang diisukan turut menerima CSR BI yakni Bertu Merlas, Ela Siti Nuryamah, dan Fathan Subchi. Namun, isu tersebut telah dibantah oleh Abdul Wahid beberapa waktu lalu. Kendati demikian, isu keterlibatan dirinya disebut terus diserukan oleh beberapa pihak.

Respons dari Fraksi PKB

Hal ini disampaikan Ketua Fraksi PKB DPRD Riau, Kasir. Dia mengatakan tidak seharusnya isu tersebut terus dimunculkan ke publik lantaran dikhawatirkan dapat merugikan Abdul Wahid. "Yang paling penting sekarang, mari kita berikan kesempatan kepada Gubernur untuk fokus menuntaskan janji-janji kampanye yang sudah lama ditunggu masyarakat. Jangan diganggu dengan isu yang tidak jelas," tegas Kasir pada 18 Agustus 2025 lalu.

Ia menilai masyarakat Riau lebih menunggu kinerja Abdul Wahid sebagai gubernur ketimbang isu politik semacam itu. Selain itu, Kasir juga mengingatkan pentingnya mengedepankan asas praduga tak bersalah terhadap Abdul Wahid. "Kita jangan terjebak pada penggiringan opini yang belum tentu benar," ujarnya.

0

Posting Komentar