P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Renungan Katolik Selasa 4 November 2025: Semua Siap, Mari Mulai

Renungan Katolik Selasa 4 November 2025: Semua Siap, Mari Mulai

Renungan Katolik: Menerima Undangan Allah dengan Sukacita

Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus, hari ini kita diajak untuk merenungkan tentang bagaimana Allah membuka pintu bagi semua orang tanpa membeda-bedakan. Kita pun diajak untuk terbuka menerima siapa pun, terutama mereka yang tersingkir dan lemah. Kerajaan Allah bukan hanya untuk segelintir orang, tetapi bagi semua yang mau datang.

Pada hari Selasa, 4 November 2025, kita memperingati Santo Karolus Boromeus, seorang Uskup Agung Milan yang dikenal karena semangat reformasinya, perhatiannya terhadap pendidikan, dan pelayanannya yang penuh kasih. Tema renungan hari ini adalah "Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap", yang mengajak kita untuk merenungkan undangan Allah kepada kita untuk masuk ke dalam perjamuan Kerajaan-Nya, serta bagaimana kita dapat mempersiapkan diri dan mengundang orang lain untuk ikut serta dalam sukacita dan berkat yang telah disediakan-Nya.

Dalam bacaan pertama dari Surat Paulus kepada jemaat di Roma (Roma 12:5-16a), Paulus menjelaskan bahwa kita, yang banyak ini, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Kita memiliki karunia yang berbeda-beda menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Jika karunia itu adalah nubuat, baiklah kita bernubuat sesuai dengan iman kita. Jika pelayanan, baiklah kita melayani; jika pengajaran, baiklah kita mengajar; jika nasihat, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Dalam Injil Lukas (14:15-24), Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang yang mengadakan perjamuan besar dan mengundang banyak orang. Namun, para undangan itu menolak dengan berbagai alasan. Akhirnya, tuan rumah menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang orang-orang miskin, cacat, lumpuh, dan buta, serta orang-orang yang ada di jalan-jalan dan di luar pagar, sehingga rumahnya penuh. Dari kisah ini, kita diajak untuk merenungkan beberapa hal penting:

Panggilan untuk Melayani

Apakah kita menggunakan karunia yang telah diberikan Tuhan kepada kita untuk melayani sesama dengan setia dan sukacita? Apakah kita menyadari bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus dan bahwa kita saling membutuhkan?

Respons terhadap Undangan

Apakah kita menerima undangan Allah untuk masuk ke dalam perjamuan Kerajaan-Nya dengan sukacita, ataukah kita mencari alasan untuk menolak? Apakah kita terlalu sibuk dengan urusan duniawi sehingga melupakan hal-hal rohani yang kekal?

Inklusivitas

Apakah kita terbuka untuk menerima semua orang ke dalam persekutuan kita, ataukah kita cenderung untuk mengucilkan mereka yang berbeda dari kita? Apakah kita menyadari bahwa Kerajaan Allah terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang atau status sosial mereka?

Pesan untuk Kita Hari Ini

Pertama, marilah kita merenungkan panggilan untuk hidup dalam kesatuan, kasih, dan pelayanan. Kedua, semoga kita diberi hikmat untuk mengenali kehendak Allah dalam hidup kita dan kekuatan untuk melaksanakannya. Ketiga, mari kita berdoa agar kita selalu terbuka untuk menerima kasih dan kebenaran-Nya, serta menjadi saksi yang hidup bagi-Nya di dunia ini.

Dan semoga kita selalu ingat bahwa perjamuan sudah siap, dan kita diundang untuk datang dan mengambil bagian di dalamnya. Marilah kita juga mengajak orang lain untuk ikut serta dalam sukacita dan berkat Kerajaan Allah.

0

Posting Komentar