
Pentingnya Edukasi Kesehatan dalam Mencegah Stunting
Seorang dokter spesialis anak dari RS Bethesda Yogyakarta, Devie Kristiani, menekankan bahwa edukasi kesehatan merupakan langkah strategis dalam pencegahan stunting. Ia menyatakan bahwa memberikan informasi langsung kepada orang tua bisa mempercepat upaya pencegahan stunting di tingkat keluarga. Dalam penjelasannya, ia mengatakan bahwa stunting adalah kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Dampaknya tidak hanya pada tinggi badan anak, tetapi juga pada perkembangan otak, kemampuan belajar, serta produktivitas di masa depan.
Untuk mencegah stunting, beberapa langkah penting dapat dilakukan. Pertama, pemantauan rutin tinggi dan berat badan anak sangat dianjurkan. Kedua, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk memastikan tumbuh kembang anak sesuai usia. Langkah-langkah ini menjadi kunci dalam deteksi dini, sehingga intervensi dapat dilakukan sebelum terlambat. Dengan demikian, orang tua dapat belajar dan memahami bahwa setiap langkah kecil dalam menjaga tumbuh kembang anak memiliki dampak besar bagi masa depan mereka.
Upaya Pemerintah Daerah dalam Menurunkan Angka Stunting
Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa stunting masih menjadi prioritas utama bagi timnya. Saat ini, angka prevalensi stunting di daerahnya telah menurun menjadi 10,49 persen, turun dari sebelumnya 11,3 persen pada April 2025. Ia menekankan bahwa fokus utama dalam menurunkan stunting adalah mencegah kasus baru. Menurutnya, pencegahan sebelum stunting terjadi lebih efektif, dengan keberhasilan mencapai 70 persen. Sebaliknya, jika stunting ditangani setelah terjadi, keberhasilannya hanya sekitar 20 persen.
Hasto menambahkan bahwa pencegahan stunting perlu dimulai dari fase pranikah hingga pemenuhan nutrisi yang seimbang. Ia juga mengapresiasi kolaborasi multisektor sebagai salah satu faktor penting dalam upaya menghapus stunting dari Indonesia. Kolaborasi ini dinilai mampu terus berlanjut dan menginspirasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam program bersama.
Peran Sektor Swasta dalam Pencegahan Stunting
Sales Director Sarihusada, Rizki Imam Ardhi, sepakat bahwa kolaborasi multipihak, termasuk antar sektor swasta seperti K-24 Group, menjadi kunci dalam menjangkau masyarakat secara luas. Dukungan yang diberikan melalui kampanye Generasi Maju Bebas Stunting dan 3 Langkah Maju, yang telah dijalankan sejak 2023, bertujuan untuk memberikan edukasi nutrisi dan skrining. Ia menyatakan bahwa pihaknya ingin terus membantu orang tua memahami tiga langkah sederhana: memantau pertumbuhan anak, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, dan memberikan nutrisi yang tepat.
Gideon Hartono, Founder & CEO K-24 Group, menambahkan bahwa jaringan apotek bukan hanya tempat memperoleh obat, tetapi juga mitra kesehatan keluarga. Ia menginisiasi Festival Sehat Ceria si Kecil, sebuah kegiatan edukasi untuk meningkatkan pemahaman orang tua tentang pentingnya deteksi dini tumbuh kembang dan pemenuhan gizi seimbang. Festival ini menjadi awal dari rangkaian pendampingan dan bantuan bagi anak-anak yang membutuhkan, agar tumbuh kembangnya dapat dipantau secara berkelanjutan.
Bantuan Berkelanjutan untuk Anak Terindikasi Stunting
K-24 memberikan PKMK atau Pangan untuk Keperluan Medis Khusus kepada anak di atas 1 tahun yang telah terindikasi stunting sesuai resep dokter. Program ini berlangsung selama 3 hingga 6 bulan. Gideon percaya bahwa bantuan yang diberikan harus bersifat berkelanjutan, bukan hanya sesaat, agar memberikan dampak nyata bagi masa depan anak.
Angelia Susanto, Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director Sarihusada, menjelaskan bahwa melalui kampanye 3 Langkah Maju, pihaknya ingin membantu para orang tua memahami bahwa pencegahan stunting bisa dimulai dari rumah dengan langkah-langkah sederhana. Ia berharap semakin banyak keluarga yang memiliki pengetahuan dan mengenal gejala kekurangan gizi dan stunting, sehingga orang tua dapat segera berkonsultasi ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan solusi nutrisi yang tepat.



Posting Komentar