
Pemkab Trenggalek Perintahkan Warga di Zona Rawan Bencana Mengungsi
Warga yang tinggal di wilayah berisiko longsor di Kabupaten Trenggalek diminta untuk segera mengungsi. Instruksi ini disampaikan oleh Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat berkunjung ke rumah keluarga korban tanah longsor di Dusun Banaran, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, pada Senin lalu.
Bersama perwakilan Kementerian Sosial dan BPBD Provinsi Jawa Timur, Bupati juga melakukan ziarah ke makam empat korban yang meninggal akibat bencana longsor yang terjadi pada Sabtu malam (1/11). Selain memberikan bantuan, Mas Ipin—sapaan akrab Bupati—memastikan bahwa langkah mitigasi bencana dilakukan secara cepat dan efektif.
Menurutnya, kawasan sekitar lokasi longsor masih memiliki potensi bencana susulan. Hal ini didasarkan atas hasil tinjauan lapangan, di mana ditemukan keretakan tanah di area mahkota longsor serta adanya pergerakan tanah kembali saat hujan deras turun.
"Yang paling penting sekarang adalah memberikan pemahaman kepada warga bahwa mereka tinggal di zona rawan. Jika curah hujan tinggi, segera mengungsi ke tempat aman," ujar Mas Ipin.
Untuk sementara, Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah menyiapkan SDN Satu Atap Depok sebagai lokasi pengungsian ketika hujan deras turun. Fasilitas seperti tempat tidur, konsumsi, dan air bersih telah disiapkan guna memenuhi kebutuhan dasar warga.
Dalam jangka panjang, Pemkab juga sedang menyiapkan lahan untuk relokasi permanen bagi warga yang terdampak. Mas Ipin menyatakan bahwa penanganan bencana di Desa Depok akan melibatkan dukungan dari Pemprov Jatim dan Kementerian Sosial.
"Kami akan sinergikan pendanaan antara Kemensos, Pemprov, dan Pemkab untuk relokasi jangka panjang. Termasuk 95 rumah di kawasan Depok yang juga perlu direlokasi total," katanya.
Selain itu, Bupati menginstruksikan BPBD Trenggalek untuk memperkuat sistem peringatan dini (early warning system) di sejumlah desa rawan bencana. Koordinasi dengan organisasi radio komunikasi RAPI dan ORARI juga ditingkatkan agar komunikasi tetap berjalan meski listrik dan jaringan seluler terputus.
Ketua DPRD Trenggalek Doding Rahmadi yang ikut mendampingi Bupati menyampaikan dukungan penuh terhadap langkah-langkah cepat yang diambil oleh Pemkab. Menurutnya, masih ada ruang fiskal sekitar Rp3 miliar untuk penanganan bencana hingga akhir tahun.
"Pemkab sudah sangat cepat bergerak. BPBD, Dinas Sosial, TNI-Polri, dan masyarakat bekerja tanpa lelah sejak awal kejadian," ujar Doding.
Sementara itu, Sudirman, warga setempat yang rumahnya terdampak tanah gerak, menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah.
"Terima kasih atas kunjungan Pak Bupati. Kami setuju untuk sementara mengungsi ke SDN Satu Atap Depok saat hujan deras," ucapnya.
Empat korban meninggal dalam bencana longsor di Dusun Banaran terdiri dari satu keluarga: Sarip (60), Welas (53), Fajar Puji Wibowo (19), dan Rohman (15). Satu anggota keluarga lainnya, Wijianto (30), selamat dengan luka ringan.



Posting Komentar