P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Kronologi Bakso Remaja di Solo yang Viral dan Dihujat, Wali Kota Minta Maaf

Featured Image

Bakso Remaja di Solo dan Isu Non Halal yang Viral

Beberapa waktu lalu, isu bahwa bakso remaja di Kota Solo mengandung bahan non halal sempat membuat heboh masyarakat. Kejadian ini berawal dari sebuah sidak yang dilakukan oleh instansi gabungan, hingga akhirnya menimbulkan perdebatan terkait kehalalan produk tersebut. Akibatnya, warga mulai ramai membicarakan hal ini, bahkan membuat Walikota Solo, Respati Ardi, turun tangan untuk memberikan klarifikasi.

Warung bakso remaja yang menjadi pusat perhatian ini berada di Jalan Veteran, Kelurahan Joyosuran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo. Lokasi ini menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh para penggemar bakso. Namun, seiring dengan munculnya isu non halal, banyak orang mulai meragukan kualitas makanan yang disajikan di sana.

Kronologi Awal Munculnya Isu Non Halal

Pengakuan awal tentang adanya bahan non halal dalam bakso remaja datang dari Pendamping Halal Kemenag Kota Surakarta, Encep Muhammad Ilham. Ia menyatakan bahwa hasil sidak yang dilakukan oleh instansi gabungan menunjukkan bahwa produk bakso yang dijual tidak memenuhi standar kehalalan. Pihak warung pun mengakui bahwa bahan yang digunakan adalah non halal.

Encep menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan konfirmasi kepada pengelola warung dan mereka tidak menolak label non halal yang diberikan oleh Satpol PP. Hasil tes juga menunjukkan bahwa bahan yang digunakan dalam pembuatan bakso tidak sesuai dengan regulasi kehalalan.

Selain itu, Encep juga mencoba menawarkan bantuan agar warung bisa mengurus sertifikasi halal dan mengganti bahan baku. Namun, sampai saat ini, pengelola belum bersedia mengambil langkah tersebut.

Penjelasan dari Pemilik Warung

Setelah isu tersebut viral, pemilik warung bakso remaja Gading, Thirthania Laura Damayanthie, memberikan penjelasan. Ia menegaskan bahwa produk yang dijualnya tidak mengandung bahan non halal. Menurutnya, ada kesalahpahaman yang terjadi selama proses sidak.

Thirthania menjelaskan bahwa saat petugas gabungan datang, sang ayah dan pekerja warung merasa canggung dan bingung dalam menjawab pertanyaan. Hal ini menyebabkan jawaban yang kurang tepat, sehingga terjadi salah paham.

“Sebenarnya bakso kami itu halal, tapi waktu bapak saya diwawancarai petugas, beliau bingung antara halal dan non halal, jadi jawabnya salah. Padahal semua bahan kami halal, tidak ada yang pakai babi atau semacamnya. Kami semua juga muslim,” ujar Thirthania.

Respons Walikota Solo

Setelah isu tersebut menyebar, Walikota Solo, Respati Ardi, turun tangan untuk memberikan respons. Ia meminta maaf atas penyebaran informasi yang keliru tersebut. Respati menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi dan introspeksi terhadap proses pelayanan yang diberikan kepada pelaku usaha dan masyarakat.

“Saya mewakili Pemerintah Kota Surakarta memohon maaf apabila dalam dokumen yang belum ada nomor register bisa keluar, kami sesalkan. Tapi ini menjadi introspeksi bagi pemerintah kota untuk melayani pelaku usaha dan masyarakat,” kata Respati.

Hasil Uji Laboratorium

Setelah melalui proses panjang, akhirnya hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa bakso di warung tersebut tidak menggunakan bahan non halal. Dengan demikian, warung dapat kembali beroperasi tanpa kendala.

Kepala Dispangtan, Wahyu Kristina, menyampaikan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa bakso yang dijual aman dan layak dikonsumsi. “Hasilnya negatif. Setelah ini boleh buka kembali,” tandas Wahyu.

0

Posting Komentar