
Penyusunan Anggaran Komprehensif Perusahaan
Perusahaan PT. Kaputi Sejahtera Sekali memproduksi dua jenis barang, yaitu Baju Muslim dan Jaket. Kedua produk tersebut akan dipasarkan di kota Bandung dan Bogor dengan komposisi penjualan 40% untuk Kota Bandung dan 60% untuk Kota Bogor. Rencana penjualan untuk Baju Muslim sebanyak 35.000 unit dengan harga Rp 450.000 per unit, serta untuk Jaket sebanyak 25.000 unit dengan harga Rp 490.000 per unit.
Untuk memproduksi kedua produk tersebut, diperlukan bahan baku utama seperti benang, kain, dan kancing. Berikut informasi persediaan bahan baku yang tersedia:
- Benang: Persediaan awal 2.500 unit dengan harga Rp 4.000 per unit, dan persediaan akhir 3.700 unit dengan harga Rp 4.200 per unit.
- Kain: Persediaan awal 3.100 unit dengan harga Rp 7.000 per unit, dan persediaan akhir 2.800 unit dengan harga Rp 7.000 per unit.
- Kancing: Persediaan awal 2.200 unit dengan harga Rp 900 per unit, dan persediaan akhir 3.400 unit dengan harga Rp 900 per unit.
Selain itu, terdapat informasi mengenai kebutuhan bahan tiap unit barang yang diproduksi (Standard Usage Rate / SUR):
- Baju Muslim: 2 unit benang, 3 unit kain, dan 1 unit kancing.
- Jaket: 3 unit benang, 2 unit kain, dan 4 unit kancing.
Terdapat juga data tentang taksiran biaya per unit, meliputi tarif tenaga kerja langsung (TKL) dan tarif biaya overhead pabrik (BOP) per unit untuk masing-masing departemen produksi.
Perhitungan Produksi dan Penggunaan Bahan Baku
Untuk memenuhi rencana penjualan, perusahaan perlu memproduksi 35.500 unit Baju Muslim dan 24.500 unit Jaket. Hal ini didasarkan pada pertimbangan persediaan awal dan akhir barang jadi.
Dengan volume produksi tersebut, total kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut:
- Benang: 144.500 unit
- Kain: 155.500 unit
- Kancing: 133.500 unit
Setelah memperhitungkan persediaan awal dan akhir bahan baku, pembelian bahan baku baru yang dibutuhkan adalah:
- Benang: 145.700 unit dengan harga Rp 4.000 per unit
- Kain: 155.200 unit dengan harga Rp 7.000 per unit
- Kancing: 134.700 unit dengan harga Rp 900 per unit
Total biaya pembelian bahan baku diperkirakan mencapai Rp 1.790.430.000.
Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Overhead Pabrik
Biaya tenaga kerja langsung dihitung berdasarkan tarif masing-masing departemen. Untuk Baju Muslim, biaya tenaga kerja di departemen pemotongan sebesar Rp 35.000 per unit dan di departemen finishing Rp 36.000 per unit. Total biaya tenaga kerja langsung per unit Baju Muslim adalah Rp 71.000. Dengan produksi 35.500 unit, total biaya tenaga kerja langsung Baju Muslim mencapai Rp 2.520.500.000.
Sementara itu, untuk Jaket, biaya tenaga kerja di departemen pemotongan sebesar Rp 36.500 per unit dan di departemen finishing Rp 37.000 per unit. Total biaya tenaga kerja langsung per unit Jaket adalah Rp 73.500. Dengan produksi 24.500 unit, total biaya tenaga kerja langsung Jaket mencapai Rp 1.801.500.000. Total keseluruhan biaya tenaga kerja langsung untuk kedua produk adalah Rp 4.322.000.000.
Biaya overhead pabrik dihitung dengan cara serupa. Untuk Baju Muslim, biaya overhead di departemen pemotongan sebesar Rp 33.750 per unit dan di departemen finishing Rp 33.500 per unit. Total biaya overhead per unit Baju Muslim adalah Rp 67.250. Dengan produksi 35.500 unit, total biaya overhead Baju Muslim mencapai Rp 2.387.375.000.
Untuk Jaket, biaya overhead di departemen pemotongan sebesar Rp 34.000 per unit dan di departemen finishing Rp 34.250 per unit. Total biaya overhead per unit Jaket adalah Rp 68.250. Dengan produksi 24.500 unit, total biaya overhead Jaket mencapai Rp 1.672.125.000. Total keseluruhan biaya overhead pabrik untuk kedua produk adalah Rp 4.059.500.000.
Biaya Nonproduksi
Biaya nonproduksi terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
- Administrasi: Rp 30.000.000 (termasuk Rp 5.000.000 noncash)
- Distribusi: Rp 52.500.000 (termasuk Rp 10.000.000 noncash)
- Simpan: Rp 22.000.000 (termasuk Rp 2.000.000 noncash)
- Lain-lain: Rp 12.000.000
Total biaya nonproduksi seluruhnya mencapai Rp 116.500.000, dengan komponen tunai sebesar Rp 100.000.000.
Anggaran Laba Rugi
Total penjualan perusahaan sebesar Rp 28.000.000.000. Harga pokok produksi terdiri atas bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Setelah dikurangi biaya nonproduksi, laba operasi menjadi Rp 17.728.070.000. Dengan tarif pajak penghasilan sebesar 20%, pajak yang harus dibayar sebesar Rp 3.545.614.000. Laba bersih setelah pajak mencapai Rp 14.182.456.000. Seluruh laba bersih tersebut ditahan karena perusahaan tidak membagikan dividen, sehingga saldo akhir laba ditahan menjadi Rp 14.342.456.000.
Anggaran Kas
Penerimaan kas berasal dari penjualan tunai sebesar Rp 550.000.000, penerimaan piutang Rp 135.000.000, pinjaman bank Rp 225.000.000, dan penjualan saham treasury Rp 84.000.000. Total penerimaan kas mencapai Rp 994.000.000.
Pengeluaran kas meliputi pembayaran hutang Rp 160.000.000, wesel Rp 32.000.000, accrual dan penangguhan Rp 16.000.000, serta pengeluaran lain-lain Rp 4.250.000. Total pengeluaran kas adalah Rp 212.250.000. Dengan saldo awal kas Rp 490.000.000, maka saldo kas akhir menjadi Rp 1.271.750.000.
Kesimpulan
Hasil penyusunan anggaran komprehensif menunjukkan bahwa PT. Kaputi Sejahtera Sekali berada dalam kondisi keuangan yang sangat baik. Perusahaan mampu menghasilkan laba bersih lebih dari Rp 14 miliar dan tetap memiliki saldo kas akhir yang tinggi. Tidak adanya pembagian dividen memperkuat posisi keuangan internal dan menambah kemampuan perusahaan dalam membiayai kegiatan operasional serta investasi di masa mendatang.



Posting Komentar