P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

WSSF 2025: Inovasi Jaminan Kesehatan Jangka Panjang Indonesia

Featured Image

BPJS Kesehatan Hadir di Forum Dunia untuk Memperkuat Perlindungan Peserta JKN

Dalam rangka memastikan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terlindungi hingga usia lanjut, BPJS Kesehatan menghadiri World Social Security Forum (WSSF) 2025 di Kuala Lumpur. Acara ini diselenggarakan oleh International Social Security Association (ISSA) dan menjadi momen penting untuk membahas solusi konkret dalam penguatan layanan Long Term Care (LTC) serta transformasi digital jaminan kesehatan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan sekaligus Ketua Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC Health), Ghufron Mukti, menjelaskan bahwa isu perlindungan peserta JKN semakin relevan mengingat peningkatan populasi lansia dan kasus penyakit kronis yang semakin meningkat. Menurutnya, LTC tidak hanya berfokus pada layanan medis, tetapi juga menjamin kualitas hidup peserta agar tetap mandiri dan bermartabat.

"Adopsi LTC menjadi langkah strategis untuk memperkuat perlindungan masyarakat. Dengan cakupan lebih dari 282 juta jiwa per 1 September 2025, Program JKN merupakan skema jaminan kesehatan terbesar di dunia. Tantangan demografi dan beban biaya kesehatan jangka panjang memerlukan pendekatan baru melalui pencegahan, deteksi dini, penguatan layanan primer, serta transformasi digital," ujar Ghufron.

Inovasi dalam Pelayanan JKN

BPJS Kesehatan telah mengembangkan berbagai inovasi untuk memperkuat layanan JKN. Salah satunya adalah Skrining Riwayat Kesehatan yang bertujuan untuk pencegahan dan promosi kesehatan, termasuk bagi peserta lansia. Selain itu, peserta JKN kini lebih mudah mengakses layanan kesehatan dengan menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang tercantum di Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).

Ghufron juga menyebutkan bahwa BPJS Kesehatan mendukung penggunaan big data analytics untuk memetakan tren penyakit kronis dan kebutuhan pelayanan bagi peserta lansia. Hal ini menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Data Penyakit Berbiaya Katastropik

Berdasarkan data BPJS Kesehatan per Agustus 2025, tren peningkatan penyakit berbiaya katastropik terus meningkat. Penyakit jantung menjadi penyebab utama dengan jumlah kasus sebanyak 10,96 juta. Diikuti oleh penyakit gagal ginjal dengan 7,32 juta kasus, penyakit stroke sebanyak 4,03 juta kasus, dan penyakit kanker dengan 3,54 juta kasus.

"Ini menunjukkan pentingnya penguatan sistem kesehatan untuk menghadapi tantangan tersebut. Melalui forum ini, BPJS Kesehatan dapat berbagi pengetahuan dengan negara lain dalam menerapkan LTC, serta mempresentasikan keberhasilan transformasi digital yang telah dilakukan Indonesia," tambah Ghufron.

Upaya Meningkatkan Literasi JKN

BPJS Kesehatan juga giat melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi JKN di kalangan masyarakat. Hal ini dilakukan melalui kampanye edukasi, baik melalui kanal digital resmi maupun kolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk pemerintah setempat dan komunitas.

Ghufron berharap, forum ini menjadi ajang diskusi yang bermanfaat untuk bertukar ide, memperkuat jejaring internasional, serta merumuskan langkah konkret bersama negara-negara lain dalam mewujudkan sistem jaminan kesehatan jangka panjang yang inklusif dan berkelanjutan.

0

Posting Komentar