P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Wow! Tingkat Kemiskinan Kota Malang 2025 Turun Jadi 3,85%

Featured Image

Penurunan Tingkat Kemiskinan di Kota Malang Tahun 2025

Tingkat kemiskinan di Kota Malang pada tahun 2025 mengalami penurunan sebesar 0,06 persen poin, turun dari 3,91% pada tahun 2024 menjadi 3,85%. Hal ini menjadi angka terendah dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Umar Sjaifudin, menyampaikan bahwa penurunan ini merupakan hasil dari berbagai kebijakan dan intervensi yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

Salah satu faktor utama yang mendorong penurunan tingkat kemiskinan adalah tersusunnya basis data PeDeKATeSAM. Basis data ini digunakan sebagai dasar dalam merancang intervensi yang tepat sasaran untuk menangani kemiskinan di Kota Malang. Selain itu, pengendalian harga komoditas-komoditas penting juga memberikan kontribusi signifikan. Pada Februari 2025, terjadi deflasi sebesar 0,22% secara tahunan (y-o-y), yang menunjukkan stabilnya kondisi ekonomi masyarakat.

Pertumbuhan Konsumsi Akhir Rumahtangga pada Triwulan I-2025 mencapai 5,49% secara tahunan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli masyarakat. Di sisi lain, dukungan pemerintah terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal juga berdampak positif. Sampai saat ini, jumlah UMKM di Kota Malang telah mencapai 21.270 unit, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dalam laporan tersebut, Kota Malang menempati posisi ketiga terendah tingkat kemiskinannya di Jawa Timur, setelah Kota Batu dan Kota Surabaya. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun, meskipun ada penurunan, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan.

Seorang ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai bahwa dengan anggaran APBD Kota Malang yang mencapai Rp2,2 triliun, penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,06% dinilai masih rendah. Ia menyoroti bahwa inflasi di Kota Malang tetap berada di bawah 2% sepanjang tahun 2024 dan semester pertama tahun 2025. Meski demikian, hal ini tidak sepenuhnya menunjukkan kebijakan penanganan kemiskinan yang efektif.

Menurut Joko, rendahnya penurunan tingkat kemiskinan dapat menjadi indikasi bahwa kemiskinan di Kota Malang sudah mencapai tingkat “kerak” yang sulit diatasi. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan inovasi dalam strategi penanganan kemiskinan. Basis data PeDeKATeSAM yang semakin baik harus menjadi dasar dalam memetakan kemiskinan, sehingga kebijakan bisa disesuaikan dengan kondisi masyarakat di setiap tingkatan.

Selain itu, upaya stabilisasi harga komoditas juga perlu terus dilakukan. Pemkot Malang juga perlu meningkatkan komposisi anggaran untuk program-program perlindungan sosial, mengingat jumlah penduduk yang semakin menua dan tidak produktif. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan tingkat kemiskinan di Kota Malang dapat terus menurun dan lebih efektif dalam jangka panjang.

0

Posting Komentar