P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Hi Five: Kekuatan Super yang Tidak Menjadimu Hebat

Featured Image

Kembalinya Kang Hyeong-cheol dengan Hi-Five

Setelah beberapa tahun absen dari layar lebar, sutradara ternama Kang Hyeong-cheol kembali dengan film terbarunya yang berjudul Hi-Five. Film ini dirilis di Korea pada 30 Mei 2025 dan membawa konsep yang cukup unik. Berbeda dari film-film sebelumnya seperti Sunny atau Scandal Makers, kali ini Kang membawakan cerita yang menggabungkan elemen fantasi, aksi, dan komedi dalam satu kesatuan.

Premis sederhana namun menarik: lima orang menerima transplantasi organ dari donor misterius dan tiba-tiba memiliki kekuatan super. Tidak ada batu meteorit atau laboratorium rahasia, hanya tubuh manusia yang tiba-tiba memiliki kemampuan tak terduga. Dari situ, dunia biasa berubah menjadi tempat penuh keanehan. Cerita dimulai dengan kematian seorang donor organ yang tubuhnya hancur menjadi abu setelah operasi. Organ-organ tersebut lalu ditransplantasikan ke lima orang berbeda: jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan mata. Lima penerima ini tidak saling kenal, tetapi takdir mempertemukan mereka melalui kekuatan aneh yang muncul secara bertahap.

Kang Hyeong-cheol tidak ingin menjadikan mereka sebagai pahlawan. Mereka bukan penyelamat dunia, hanya orang biasa yang tiba-tiba "lebih". Dan seperti yang kita tahu, menjadi "lebih" bisa membuat hidup lebih rumit. Ketika seorang pemimpin sekte misterius mulai mengincar mereka, situasi berubah menjadi gila. Film ini melompat antara tawa, kekacauan, dan pertanyaan eksistensial kecil tentang manusia dan kekuatan.

Salah satu kelebihan Hi-Five adalah kesegarannya. Di tengah pasar film superhero yang serius dan penuh efek megah, film ini memilih jalur ringan dan bahkan jenaka. Ulasan menyebutnya sebagai "paket hiburan lengkap---plot orisinal, aksi memukau, humor ringan, dan chemistry karakter yang kuat." Kang Hyeong-cheol memiliki bakat khusus dalam menulis karakter yang terasa nyata: sedikit konyol, tapi hangat dan bisa membuat penonton peduli.

Ia juga tahu cara menyeimbangkan antara tawa dan ketegangan. Lima orang dengan kekuatan super masih harus membayar tagihan listrik, masih canggung, dan masih bingung menghadapi diri sendiri. Beberapa adegan terasa seperti cermin kecil kehidupan: ketika kemampuan luar biasa justru membuat seseorang lebih sadar akan kelemahannya.

Secara visual, sinematografi Choi Chan-min patut dipuji. Adegan aksinya tidak berlebihan, tapi punya energi yang segar dan bersih. Pemain film ini juga solid, dengan karakter yang tidak terasa klise. Ada sesuatu yang menyenangkan ketika melihat wajah-wajah baru dan lama beradu, bukan sekadar menjadi tipikal "pahlawan dan penjahat".

Namun, Hi-Five bukan tanpa cela. Paruh keduanya agak melebar. Saat konflik sekte mulai mengambil alih, nuansa ringan di awal sedikit memudar. Beberapa penonton mungkin merasa film kehilangan keseimbangan antara humor dan plot seriusnya. Selain itu, bagi mereka yang datang dengan ekspektasi aksi spektakuler ala Marvel, mungkin akan sedikit kecewa. Hi-Five bukan soal ledakan atau CGI besar-besaran; ini lebih tentang manusia yang kebetulan punya kekuatan.

Di situlah menariknya. Di balik segala komedinya, Hi-Five adalah refleksi ringan tentang keinginan manusia untuk jadi luar biasa. Kita semua, pada titik tertentu, ingin "lebih dari biasa"—lebih kuat, lebih pintar, lebih beruntung. Namun film ini menertawakan obsesi itu dengan lembut. Karena kadang, menjadi "hebat" justru membuat kita kehilangan arah.

Kelima karakter itu, yang tak pernah minta kekuatan, harus belajar menjadi "tim super". Namun mereka belajar pula bahwa kekuatan bukan hanya soal bisa melawan, tapi juga soal menanggung. Dalam diam, film ini menyampaikan satire yang halus tentang tanggung jawab dan ekspektasi—bahwa luar biasa tanpa kendali hanyalah kekacauan lain yang dibungkus kemampuan.

Gaya khas Kang Hyeong-cheol terasa di setiap dialognya. Ringan, nyaris sembrono, tapi selalu menyimpan makna. Ia tidak menakut-nakuti penonton dengan teori sains atau mitologi superkompleks. Ia membuat film yang enak ditonton—dengan ritme cepat di awal, sedikit drama di tengah, dan klimaks yang menggabungkan tawa, ketegangan, serta keajaiban kecil di akhir.

Hi-Five bukan film yang mencoba terlalu keras untuk jadi penting, tapi entah bagaimana, justru terasa penting karena kesederhanaannya.

Untuk Siapa Film Ini?

Bagi Anda yang menyukai film Korea dengan sentuhan fantasi dan humor manusiawi, film ini bisa jadi pilihan tepat. Ia ringan tapi punya isi, lucu tapi tidak kosong. Tapi kalau Anda berharap akan menemukan pertarungan langit pecah dan dunia diselamatkan, Hi-Five mungkin terasa "terlalu kecil". Justru di situlah pesonanya—karena di dunia yang penuh film besar, Kang Hyeong-cheol memilih membuat film yang hangat.

Kesimpulannya, Hi-Five adalah hiburan yang segar di tengah keramaian film fantasi-komedi. Ia tahu cara membuat penonton tertawa tanpa kehilangan makna, tahu kapan menegangkan tanpa kehilangan hati. Tak sempurna, tapi jarang ada film yang bisa membuat kita tersenyum sambil berpikir: mungkin kekuatan sejati bukan soal kemampuan, melainkan keberanian untuk tetap jadi manusia.

Skor? Sekitar 4 dari 5 terasa pantas—karena di antara film-film yang berusaha jadi spektakuler, Hi-Five memilih jadi tulus.

0

Posting Komentar