P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Titiek Soeharto Temukan Beras Tidak Layak Konsumsi di Malut, Bulog Akui Stok Lama

Featured Image

Kondisi Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog Ternate Ditemukan Buruk

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, melakukan inspeksi mendadak ke Gudang Bulog Ternate, Maluku Utara. Saat kunjungan tersebut, ia menemukan kondisi cadangan beras pemerintah (CBP) dalam keadaan yang memprihatinkan.

Dalam inspeksi yang dilakukan pada Selasa (23/9/2025), Titiek melihat tumpukan beras yang berwarna abu-abu. Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar stok tersebut sudah disimpan selama lebih dari setahun. Menurutnya, ada 1.200 ton beras yang masih tersimpan di gudang sejak Mei 2024.

“Ini untuk mengecek kondisi beras yang ada di sini. Ternyata ini ada yang sudah setahun lebih. Jadi masuk ke sini Mei tahun 2024, masih ada 1.200 ton,” ujar Titiek.

Ia mempertanyakan alasan Bulog Maluku Utara tidak segera mendistribusikan stok tersebut. Menurut Titiek, semakin lama beras disimpan, kualitasnya akan semakin menurun hingga tidak layak konsumsi.

“Ini warnanya sudah... apa ini.. abu-abu. Saya nggak tahu ini mesti mau disimpan sampai kapan di sini. Kenapa nggak disalur-salurkan?” tanyanya.

Titiek menegaskan bahwa beras dengan kualitas buruk tidak seharusnya dipasarkan, terlebih lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Ia menyebut bahwa jika SPHP mendapatkan beras seperti itu, maka akan sangat tidak layak.

“Tapi saya rasa kalau SPHP dapatnya yang kayak begini, nggak layak begini. Kalau memang sudah kualitasnya terlalu jelek, ya udah jangan dijual. Buat bantuan pun juga nggak layak. Gitu. Mungkin buat pakan ternak,” katanya.

Selain itu, Titiek juga mengkritik harga beras SPHP yang ditawarkan Bulog sebesar Rp 65.000 per kemasan 5 kilogram atau Rp 12.500 per kilogram. Ia menilai harga tersebut tidak sesuai dengan kualitas beras yang diberikan.

Desakan untuk Distribusi yang Lebih Cepat

Titiek mendesak Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Bulog segera menyalurkan stok lama agar kualitas beras tidak semakin rusak. Ia juga menyatakan bahwa DPR RI akan menggelar rapat kerja lintas lembaga agar distribusi lebih cepat dan tepat sasaran.

“DPR RI juga akan gelar rapat kerja lintas lembaga agar distribusi lebih cepat dan tepat sasaran. Beras impor masih oke, tapi... rakyat berhak dapat beras terbaik. Kalau disalurkan begini jelas tidak layak. Masyarakat harus makan beras yang sehat dan aman,” lanjutnya.

Dalam video sidak yang beredar, Kepala Bulog Cabang Ternate, Jefry Tanasy, tampak mendampingi rombongan. Namun, ia tidak memberi penjelasan soal nasib beras yang menumpuk di gudang.

Penjelasan dari Bulog

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, menjelaskan bahwa beras di Gudang Ternate bukanlah hasil pengadaan baru, melainkan stok lama yang sudah lebih dari 12 bulan disimpan. Ia menyebut kondisi geografis Ternate membuat distribusi pangan kerap terkendala cuaca, akses logistik, dan fluktuasi permintaan.

“Bulog juga menegaskan bahwa beras CBP yang disalurkan ke masyarakat baik melalui program Bantuan Pangan dan SPHP telah melewati proses sortir dan quality control. Beras yang tidak memenuhi standar kualitas SPHP tidak akan disalurkan dan akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku,” kata Suyamto.

Ia menambahkan bahwa seluruh penyimpanan beras mengikuti standar operasional prosedur (SOP) ketat, mulai dari harian hingga triwulanan. Meski begitu, beras tetap memiliki batas masa simpan.

Suyamto menegaskan bahwa perubahan mutu sebagian kecil stok tidak mencerminkan kualitas keseluruhan beras SPHP. Bulog, kata dia, berkomitmen memperbaiki tata kelola logistik pangan agar masyarakat menerima beras yang layak dan terjangkau.

0

Posting Komentar