
Menghubungkan Data Produksi Perikanan dengan Pendapatan Provinsi
Dalam ujian ANBK SMP kelas 8, siswa sering dihadapkan pada soal-soal yang menggabungkan data numerik dengan situasi nyata. Salah satu contoh soal yang sering muncul adalah tentang produksi perikanan laut dan nilai pendapatan dari hasil penjualan. Soal ini tidak hanya menguji kemampuan dasar dalam matematika seperti perkalian dan pembagian, tetapi juga keterampilan membaca data dalam bentuk tabel atau grafik.
Soal yang diberikan berbunyi: "Misalkan harga jual produksi perikanan laut di TPI adalah 200 juta rupiah per ton, berapakah rata-rata pendapatan yang diperoleh provinsi Riau, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Utara setiap tahunnya dari hasil penjualan produksi perikanan laut tersebut?"
Pilihan jawaban yang diberikan antara lain: - A. Sebesar 74 miliar rupiah untuk Provinsi Riau. - B. Sebesar 157,6 miliar rupiah untuk Provinsi Sulawesi Tengah. - C. Sebesar 292,6 miliar rupiah untuk Provinsi Sumatera Utara.
Kunci jawaban menunjukkan bahwa: - Pernyataan A salah. - Pernyataan B benar. - Pernyataan C benar.
Cara Menyelesaikan Soal
Untuk menjawab soal ini, siswa harus memahami cara menghubungkan data produksi (dalam satuan ton) dengan nilai ekonomi (dalam rupiah). Langkah-langkah yang umum dilakukan adalah: 1. Mengambil nilai produksi tiap provinsi dari tabel yang tersedia. 2. Mengalikan jumlah ton tersebut dengan harga jual per ton (Rp200.000.000). 3. Membandingkan hasil perhitungan dengan klaim yang diberikan.
Secara matematis, rumus yang digunakan adalah: Pendapatan (Rp) = Produksi (ton) × 200.000.000
Dengan menggunakan rumus ini, kita dapat memverifikasi kebenaran pernyataan B dan C. Misalnya, jika diklaim bahwa pendapatan Sulawesi Tengah sebesar Rp157.600.000.000, maka produksi yang sesuai adalah: 157.600.000.000 ÷ 200.000.000 = 788 ton
Sementara itu, jika pendapatan Sumatera Utara diklaim sebesar Rp292.600.000.000, maka produksinya adalah: 292.600.000.000 ÷ 200.000.000 = 1.463 ton
Kedua hasil ini konsisten dengan perhitungan langsung menggunakan rumus pendapatan di atas. Oleh karena itu, pernyataan B dan C dianggap benar bila data produksi pada tabel memang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Sebaliknya, untuk pernyataan A, kita melakukan prosedur yang sama. Ambil angka produksi Provinsi Riau dari tabel, lalu kalikan dengan Rp200.000.000. Jika hasilnya tidak sama dengan Rp74.000.000.000, maka pernyataan bahwa pendapatan Riau sebesar Rp74 miliar adalah salah. Dengan demikian, pernyataan A dinyatakan tidak benar.
Pentingnya Literasi Matematika dalam ANBK
Pendekatan seperti ini—membaca tabel, mengonversi satuan, melakukan perkalian, lalu membandingkan hasil dengan klaim—merupakan inti dari keterampilan literasi matematika yang diuji dalam ANBK. Peserta didik dituntut untuk mampu mengaitkan angka abstrak dengan konteks nyata dan menilai kebenaran pernyataan berdasarkan bukti numerik.
Melalui soal-soal seperti ini, siswa tidak hanya belajar matematika secara teoritis, tetapi juga mengasah kemampuan analitis dan sikap kritis dalam mengevaluasi informasi yang berbasis data. Hal ini sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda yang mampu berpikir logis dan mampu mengambil keputusan berdasarkan data yang valid.
Dengan demikian, soal-soal numerasi dalam ANBK tidak hanya menjadi sarana evaluasi akademik, tetapi juga alat untuk melatih keterampilan hidup yang relevan dengan tantangan dunia nyata.
Posting Komentar