P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

JakJazz Kembali Hadir Sejak 1988

Featured Image

Sejarah dan Kembalinya Jakarta International Jazz Festival

Jakarta International Jazz Festival atau JakJazz kembali hadir setelah beberapa tahun tidak diadakan secara rutin. Festival musik yang pertama kali digelar pada tahun 1988 di Ancol ini, diprakarsai oleh legenda jazz Indonesia, Ireng Maulana. JakJazz menjadi festival jazz pertama di Indonesia, sebelum munculnya Java Jazz, Prambanan Jazz, dan Bromo Jazz Festival.

Beberapa waktu lalu, salah satu staf JakJazz, Bitha, membagikan poster acara perdana JakJazz melalui Instagram Reels. Ia menjelaskan bahwa dalam gelaran pertama tersebut, terdapat lebih dari 150 musisi dari berbagai negara, termasuk Ireng Maulana All Star, Phil Perry, dan Karimata. Video tersebut menarik perhatian banyak penggemar jazz dan mengingatkan kembali momen penting dalam sejarah musik Indonesia.

Program Siteplan JakJazz yang Unik

Selain itu, Bitha juga memperkenalkan program JakJazz bernama Siteplan yang telah berjalan sejak tahun 2006. Program ini dibuat dengan gambar tangan oleh seniman asal Jakarta, Kismono. Dalam video tersebut, ia menyampaikan kegembiraannya atas kembalinya konsep Siteplan yang menggunakan lukisan tangan. “Seru sekali kalau JakJazz kami buat Siteplan yang dilukis tangan lagi. Untuk JakJazz selanjutnya kapan, stay tune terus dan jangan lupa follow kami,” ujarnya mengakhiri video.

Sejarah JakJazz tidak hanya berawal dari tahun 1988. Pada masa-masa awal, festival ini pernah diselenggarakan di Plaza Timur Senayan antara tahun 1993 hingga 1995. Selanjutnya, acara ini berpindah ke Pasar Festival Kuningan, Jakarta, pada tahun 1996 dan 1997. JakJazz yang terakhir diadakan pada tahun 2014, kembali hidup lewat prafestival JakJazz 2020 yang digelar akhir tahun 2019.

Keberagaman Musisi yang Tampil

Pada edisi kedua JakJazz tahun 1991, festival ini berhasil menghadirkan nama-nama besar dunia seperti Lee Ritenour, Phil Perry, Chika Asamoto, Casiopea, Bhaskara 91, Elfa’s Big Band, Trigonia, dan Java Jazz. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika Casiopea membawakan lagu "Bengawan Solo" di depan ribuan penonton. Momen ini menjadi simbol tukar budaya yang indah dan masih dikenang hingga saat ini.

Berbagai musisi jazz Tanah Air juga pernah tampil di panggung JakJazz. Mulai dari Idang Rasjidi, Benny Likumahuwa, Indra Lesmana, hingga Andien. Sementara musisi internasional yang pernah hadir antara lain Carmen Braford dan Phil Perry dari Amerika Serikat, Bugz in the Attic dari Inggris, Pierrick Pedron dari Prancis, serta Bela Szaloki dari Hungaria.

Perkembangan dan Harapan Masa Depan

JakJazz tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi wadah bagi para musisi untuk menunjukkan bakat mereka. Selain itu, festival ini juga menjadi sarana promosi budaya musik jazz di Indonesia. Dengan adanya kembalinya JakJazz, banyak penggemar musik jazz berharap festival ini bisa kembali menjadi ikon musik nasional dan menghadirkan lebih banyak talenta baru.

Dengan konsep yang semakin berkembang, JakJazz diharapkan dapat terus memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para penonton dan musisi. Semoga di masa depan, JakJazz bisa kembali menjadi pusat perhatian masyarakat dan memperkaya khazanah musik Indonesia.

0

Posting Komentar