P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Bahaya Tren Mulut Ditutup: Dokter Waspadai Dampak Berbahaya

Featured Image

Tren “Mouth Taping” di Media Sosial, Apakah Aman?

Tren yang sedang viral di media sosial seperti TikTok, yaitu “mouth taping” atau menutup mulut dengan plester saat tidur, seolah menjadi solusi bagi banyak orang yang mengalami masalah tidur. Diklaim mampu membuat tidur lebih nyenyak dan mengurangi dengkuran, tren ini menarik perhatian banyak pengguna internet. Namun, di balik popularitasnya, para ahli medis justru menyarankan untuk tidak mencoba metode ini.

Dr. Kimberly Hutchison, seorang pakar neurologi dan tidur dari Oregon Health & Science University, menyatakan bahwa penelitian terkait mouth taping masih sangat terbatas. Menurutnya, manfaat yang diberikan oleh metode ini jauh lebih kecil dibandingkan risiko yang bisa terjadi. Risiko tersebut tidak bisa diabaikan, mulai dari memperburuk kondisi sleep apnea hingga bahaya sesak napas.

Mengapa Bernapas Melalui Hidung Lebih Baik?

Sebenarnya, bernapas melalui hidung adalah cara yang lebih sehat. Hidung berfungsi sebagai filter alami yang membantu menyaring debu dan alergen sebelum masuk ke paru-paru. Berbeda dengan bernapas melalui mulut, yang bisa menyebabkan tenggorokan kering, bau mulut, serta memperparah dengkuran.

Namun, menutup mulut dengan plester bukanlah solusi yang disarankan oleh para ahli. Studi kecil yang ada tidak menunjukkan manfaat signifikan dari metode ini. Justru, bahaya yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaatnya.

Alternatif yang Lebih Aman

Dr. David Schulman dari Emory University menyarankan beberapa alternatif yang lebih aman untuk mengatasi masalah tidur. Contohnya, menggunakan mouthpiece khusus, terapi dengan mesin CPAP, atau melakukan perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok dan menurunkan berat badan.

Jika seseorang bernapas melalui mulut saat tidur, itu bisa menjadi tanda adanya masalah serius seperti obstructive sleep apnea—gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan terhenti berulang kali karena saluran napas tersumbat. Dr. Brian Chen dari Cleveland Clinic menjelaskan bahwa sleep apnea bisa mengurangi kualitas tidur secara drastis dan berdampak pada kesehatan jangka panjang.

Langkah Terbaik: Cari Tahu Penyebabnya

Para dokter sepakat bahwa sebelum ikut-ikutan tren TikTok, penting untuk mengetahui penyebabnya melalui pemeriksaan tidur. Tes tidur kini bisa dilakukan di rumah, sehingga lebih mudah diakses. Dr. Schulman menekankan bahwa lebih baik mengetahui kondisi sebenarnya sebelum mengambil keputusan. Jika seseorang setelahnya memilih tidak menjalani terapi, setidaknya keputusan tersebut didasarkan pada informasi yang lengkap, bukan sekadar ikut tren.

Kesimpulan

Daripada memainkan risiko dengan menutup mulut menggunakan plester, lebih baik berkonsultasi dengan dokter untuk mengecek kesehatan tidur. Tidur nyenyak memang penting, tetapi keselamatan jauh lebih utama. Jangan sampai mengikuti tren tanpa mempertimbangkan konsekuensi yang bisa terjadi.

0

Posting Komentar