P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Bitcoin Kehilangan Momentum, Target US$125.000 di 2025 Dianggap Berlebihan

Featured Image

Kekhawatiran tentang Masa Depan Harga Bitcoin

Harga Bitcoin (BTC) tampaknya mengalami penurunan momentum, yang menunjukkan bahwa proyeksi optimis beberapa analis terhadap akhir tahun 2025 mungkin tidak akan terwujud. Sebelumnya, pada awal Oktober, dua tokoh kripto ternama, Tom Lee dari BitMine dan Arthur Hayes dari BitMEX, masih percaya bahwa harga Bitcoin bisa mencapai US$250.000 sebelum akhir tahun. Namun, saat ini, banyak analis merasa bahwa bahkan separuh target tersebut terasa sulit untuk dicapai.

Houston Morgan, seorang analis dari ShapeShift, menyatakan bahwa ia tidak memperkirakan harga kripto akan melebihi US$125.000 pada 2025. Angka ini hanya sedikit di bawah rekor tertinggi Bitcoin sebesar US$126.000 yang tercapai pada 4 Oktober lalu. Morgan menambahkan bahwa reli besar Bitcoin baru akan terjadi jika aset tersebut berhasil melepaskan diri dari korelasinya dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump, yang sering kali mengguncang pasar.

Tekanan Jual dan Tanda Kelelahan Pasar

Pada Selasa (4/11/2025), terjadi penjualan besar-besaran, membuat harga Bitcoin anjlok ke posisi terendah selama empat bulan yaitu US$100.800. Berdasarkan data Coinmarketcap, Rabu (5/11/2025) pukul 8.57 WIB, harga Bitcoin berada di US$100.658 atau turun 5,93% dalam 24 jam terakhir.

Menurut laporan dari Bitfinex, tekanan jual dari pemegang jangka panjang menjadi penyebab utama melemahnya pasar. Laporan tersebut menyebutkan bahwa arus keluar yang terus-menerus ini mencerminkan tanda-tanda kelelahan pasar yang lebih luas, dengan investor lama terus menjual aset di tengah penurunan permintaan. Mereka memperingatkan bahwa jika Bitcoin tidak segera rebound ke atas US$116.000, harga bisa terus melemah hingga akhir tahun.

“Tanpa pemulihan yang kuat di kisaran itu, waktu akan menjadi musuh bagi para bull. Stagnasi berkepanjangan biasanya menggerus sentimen dan meningkatkan risiko distribusi paksa,” tulis laporan Bitfinex.

Indeks Crypto Fear & Greed, yang mengukur sentimen pasar kripto, anjlok separuh menjadi 21 dari 100 poin, menandakan kondisi pasar dalam fase “ketakutan ekstrem” (Extreme Fear).

Prediksi Beragam untuk Tahun 2026

Kelemahan harga saat ini bertolak belakang dengan pandangan bullish yang sempat muncul bulan lalu. Dalam sebuah podcast Bankless awal Oktober, Tom Lee dan Arthur Hayes bahkan menegaskan kembali keyakinan mereka bahwa Bitcoin bisa mencapai angka antara US$200.000 hingga US$250.000 pada tahun ini. Namun, CEO Galaxy Digital Mike Novogratz menilai target tersebut terlalu ambisius, bahkan menyebut bahwa “planet harus sejajar sempurna” agar bisa terjadi.

Prediksi untuk tahun 2026 masih terbelah. CIO Bitwise Matt Hougan memperkirakan bahwa 2026 akan menjadi tahun bullish bagi Bitcoin. Sebaliknya, analis keuangan Andrew Lokenauth menulis di platform X bahwa 2026 kemungkinan akan menjadi pasar bearish, mirip dengan tren koreksi di tahun-tahun tengah siklus sebelumnya.

Sementara itu, trader veteran Peter Brandt baru-baru ini memperingatkan bahwa Bitcoin bisa kembali ke level US$60.000 jika tekanan jual terus berlanjut. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian dan volatilitas pasar kripto masih menjadi isu utama yang perlu diperhatikan oleh para investor.

Posting Komentar

Posting Komentar