
Tren Akuisisi Emitter Kecil di Pasar Modal Indonesia
Paruh kedua tahun 2025 menjadi momentum penting dalam dunia pasar modal Indonesia, khususnya untuk emiten berskala kecil. Banyak dari mereka mengalami perubahan pengendali akibat aksi akuisisi atau pengambilalihan saham mayoritas oleh investor strategis. Perubahan ini menunjukkan adanya dinamika baru dalam struktur kepemilikan saham dan tata kelola perusahaan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, terdapat sedikitnya 10 emiten kecil yang berpotensi berganti pemegang saham pengendali. Mereka antara lain PT Agung Menjangan Mas Tbk. (AMMS), PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk. (OLIV), PT Sumber Mas Konstruksi Tbk. (SMKM), PT Hotel Fitra International Tbk. (FITT), PT Leyand International Tbk (LAPD), PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK), PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA), PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP), PT Master Print Tbk. (PTMR), dan PT Futura Energi Global Tbk (FUTR).
Pengambilalihan oleh Radiant Ruby Company Ltd.
Salah satu contoh terbaru adalah pengambilalihan saham oleh Radiant Ruby Company Ltd. terhadap PT Agung Menjangan Mas Tbk. (AMMS). Perusahaan ini akan mengakuisisi 80% saham AMMS yang saat ini dimiliki oleh PT Mandara Mas Semesta dan Hartono Limmantoro. Direktur Utama AMMS, Hartono Limmantoro, menyampaikan bahwa negosiasi telah dilakukan sejak 22 September 2025.
Radiant Ruby menjelaskan bahwa tujuan dari rencana pengambilalihan ini adalah untuk memperluas bisnisnya di Indonesia. Setelah mengantongi 80% saham, Radiant Ruby akan melakukan penawaran tender wajib sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.9/2018. Proses ini akan dilakukan dengan memperhatikan aturan pasar modal yang berlaku.
Perubahan Pemegang Saham OLIV
Di sisi lain, PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk. (OLIV) juga mengalami perubahan pengendali. Hendro Jap dan Hie Mie Tien, yang masing-masing memiliki 71,8% dan 7,1% saham OLIV, telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat dengan beberapa investor institusi. Total saham yang akan dijual mencapai 77,9%, yaitu sebanyak 1,48 miliar lembar saham.
Aksi Akuisisi oleh Triple B
Selain itu, PT Bisnis Bersama Berkah dan PT Triple Berkah Bersama (Triple B) berencana mengakuisisi 45% saham PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA). Setelah transaksi selesai, Triple B akan menjadi pengendali baru MEJA. Tujuan dari pengambilalihan ini adalah untuk mendukung investasi dan ekspansi bisnis grup investor yang berada di balik Triple B.
Triple B merupakan perusahaan investasi yang berbasis di Jakarta Selatan. Perseroan ini aktif dalam memberikan layanan advisory di bidang investasi dan manajemen keuangan.
Pengambilalihan oleh Jinlong Resources Investment
Emiten perhotelan PT Hotel Fitra International Tbk. (FITT) juga bakal mengalami perubahan pengendali. PT Jinlong Resources Investment berencana mengambil alih 48,07% saham FITT. Direktur Utama FITT, Joni Rizal, menyampaikan bahwa perseroan telah menerima surat dari PT Jinlong Resources Investment pada 12 September 2025.
Setelah transaksi selesai, Jinlong Resources Investment akan menjadi pengendali baru FITT. Saat ini, perusahaan tersebut belum memiliki saham FITT baik secara langsung maupun tidak langsung.
SMKM dan TGUK Dicaplok Perusahaan Asing
Perusahaan asing juga turut serta dalam aksi akuisisi. Salah satunya adalah Lim Shrimp Org Pte. Ltd. yang melaporkan rencana untuk mengakuisisi 44,98% saham PT Sumber Mas Konstruksi Tbk. (SMKM). Direktur SMKM, Ruben Partogi, menyampaikan bahwa saat ini sedang berlangsung negosiasi rencana pengambilalihan atau akuisisi perseroan.
Sementara itu, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) juga sedang dalam proses perubahan kepemilikan. Pemegang saham pengendali saat ini, PT Dinasti Kreatif Indonesia (DKI), telah menandatangani Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) dengan Visionary Capital Global Pte. Ltd. (VCG) selaku calon pembeli. Transaksi ini mencakup penjualan sebanyak 59,34% saham TGUK.
Astra Mengakuisisi MMLP
Grup Astra juga ikut dalam aksi akuisisi. Melalui entitas usahanya, PT Saka Industrial Arjaya, PT Astra International Tbk. (ASII) bakal mengakuisisi 83,67% saham emiten pergudangan PT Mega Manunggal Property Tbk. (MMLP). Sekretaris Perusahaan MMLP, Jeremy Muliawan, menyampaikan bahwa pemberitahuan tertulis telah diterima dari PT Saka Industrial Arjaya pada 22 Juli 2025.
Proses akuisisi ini mencakup penjualan saham oleh PT Suwarna Arta Mandiri, Bridge Leed Limited, dan beberapa pemegang saham minoritas lainnya. Jika transaksi selesai, pengendalian MMLP akan beralih kepada pembeli.
Penundaan Akuisisi KOKA
Namun, tidak semua aksi akuisisi berjalan mulus. Rencana akuisisi PT Koka Indonesia Tbk. (KOKA) oleh Ningho Lixing Enterprise Management Co. Ltd. dinilai melanggar komitmen pemegang saham pengendali dalam IPO. BEI menyatakan bahwa pengendali KOKA telah melanggar komitmen untuk mempertahankan pengendalian sebagaimana tertuang dalam prospektus IPO perseroan.
Posting Komentar