P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Nvidia Hadapi Tekanan Pemerintah Tiongkok

Featured Image

Larangan Pembelian Chip AI dari Nvidia oleh Perusahaan Tiongkok

Pemerintah Tiongkok telah memberlakukan larangan terhadap perusahaan teknologi setempat untuk membeli chip kecerdasan buatan (AI) yang dibuat oleh perusahaan asing, termasuk produk-produk dari Nvidia. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing dan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri.

Menurut laporan dari media internasional, Komisi Pengelolaan Ruang Siber Tiongkok (CAC) telah memerintahkan perusahaan seperti ByteDance dan Alibaba untuk menghentikan pengujian dan pembelian server RTX Pro 6000D, yang merupakan perangkat khusus dari Nvidia yang dirancang untuk pasar Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah semakin ketat terhadap akses teknologi asing.

Pada akhir Agustus 2025, pemerintah Tiongkok juga mengimbau perusahaan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada komponen impor, terutama chip AI. Dengan adanya pelarangan ini, dampaknya diperkirakan sangat besar terhadap ekosistem teknologi di Tiongkok. Meski beberapa perusahaan seperti Huawei dan Alibaba telah mengembangkan chip AI sendiri, Nvidia masih menjadi pemimpin pasar global dengan produk-produknya yang diakui sebagai salah satu yang tercanggih.

CEO Nvidia, Jensen Huang, menyampaikan kekecewaannya terhadap kebijakan pemerintah Tiongkok. Ia mengatakan bahwa perusahaan hanya bisa melayani pasar jika suatu negara menginginkan mereka. Ia juga menyatakan bahwa ia tidak senang dengan situasi yang terjadi, tetapi mengakui bahwa ada agenda besar antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Huang menegaskan bahwa Nvidia akan tetap mendukung pemerintah dan perusahaan Tiongkok sesuai keinginan mereka.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada April 2025 mewajibkan perusahaan-perusahaan semikonduktor, termasuk Nvidia, untuk memenuhi persyaratan lisensi khusus jika ingin menjual chip AI ke Tiongkok. Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi akses teknologi canggih ke Tiongkok.

Dalam laporan pendapatan kuartal pertama Nvidia, Huang menyatakan bahwa perusahaan berpotensi kehilangan pendapatan hingga USD 8 miliar pada kuartal kedua karena tidak dapat menjual chip H20 di Tiongkok. Pada Juni, Nvidia juga menyatakan bahwa Tiongkok tidak akan dimasukkan dalam proyeksi keuntungan karena pasar tersebut sebenarnya tertutup.

Namun, pemerintah Amerika Serikat pada Agustus sempat melonggarkan aturan dengan kembali mengizinkan penjualan chip ke Tiongkok, dengan syarat 15 persen dari hasil penjualan harus disetor ke pemerintah Amerika Serikat. Meskipun demikian, hingga laporan keuangan terbaru, Nvidia belum menjual chip di Tiongkok dengan skema tersebut karena implementasi kebijakan Trump berjalan lambat.

Dampak Ekonomi dan Teknologi

Larangan ini tidak hanya berdampak pada perusahaan teknologi Tiongkok, tetapi juga pada industri semikonduktor global. Dengan penutupan pasar Tiongkok bagi produsen chip asing, para perusahaan teknologi dunia harus mencari alternatif baru untuk menjaga pertumbuhan bisnis mereka.

Selain itu, kebijakan ini juga memperkuat arah pemerintah Tiongkok dalam mengembangkan teknologi sendiri. Meskipun saat ini masih bergantung pada produk asing, langkah-langkah yang diambil menunjukkan komitmen kuat untuk membangun industri teknologi mandiri.

Tidak hanya itu, kebijakan ini juga berdampak pada hubungan bilateral antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Kedua negara memiliki persaingan yang ketat dalam bidang teknologi, dan kebijakan ini mungkin menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam menghadapi persaingan global.

Dengan situasi ini, perusahaan teknologi di seluruh dunia harus siap menghadapi perubahan yang cepat dan adaptif terhadap regulasi yang semakin ketat. Masa depan teknologi akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan untuk berinovasi dan memenuhi kebutuhan pasar yang dinamis.

0

Posting Komentar