
Kerja Sama RS Kemenkes Surabaya dengan BPJS Kesehatan
RS Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surabaya kini resmi bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kesepakatan ini bertujuan untuk memastikan pasien dapat mendapatkan layanan kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur RS Kemenkes Surabaya, dr Martha M L S, dan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surabaya, Hernina Agustin Arifin.
Dalam penjelasannya, Direktur SDM, Pendidikan, dan Penelitian RS Kemenkes Surabaya, Ir Warno Hidayat, menyebutkan bahwa pasien di rumah sakit ini berasal dari berbagai kalangan, termasuk yang memiliki asuransi dan BPJS. "Pasien di sini bisa dari umum, ada asuransi, kemudian ada BPJS," ujar dia.
Melalui kerja sama ini, pasien tidak lagi khawatir dalam mendapatkan pengobatan. Mereka bisa menggunakan layanan BPJS Kesehatan untuk penyakit yang termasuk dalam tanggungan. "Kami memang sudah bisa melayani termasuk BPJS juga. Jadi BPJS sudah. Tinggal, nanti menunggu satu lagi yang belum. Itu adalah radioterapi."
Selain layanan kedokteran, rumah sakit ini juga akan menyediakan radioterapi. "Jadi selain kedokteran, mungkin ada radioterapi juga," tambah Warno.
Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono mengapresiasi peran rumah sakit milik pemerintah dalam menyediakan fasilitas BPJS Kesehatan. Ia berharap kerja sama ini bisa memperluas akses layanan kesehatan kepada masyarakat.
Sebagai rumah sakit rujukan internasional, RS Kemenkes Surabaya layaknya masuk dalam daftar rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. "Dengan fasilitas dan teknologi yang dimiliki serta keikutsertaan BPJS, maka diharapkan semakin banyak pasien yang mendapat manfaat," kata politisi Gerindra yang akrab disapa BHS ini.
Meskipun baru diresmikan pada 2024 lalu, RS Kemenkes Surabaya telah menggunakan teknologi modern dalam memberikan layanan kesehatan, terutama bagi pasien kanker. Salah satu fasilitas utamanya adalah Positron Emission Tomography Computed Tomography (PET-CT).
Menurut sumber dari Kementerian Kesehatan, penyakit seperti stroke, serangan jantung, dan kanker menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Di Jawa Timur, angka tersebut menempati urutan ketiga setelah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Oleh karena itu, rumah sakit yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 6 September 2024 silam ini dilengkapi dengan teknologi medis terkini.
Selain PET-CT, fasilitas lain yang tersedia antara lain mammography, CT Scan 256, MRI 3T, serta instalasi khusus yang setara dengan standar internasional. Untuk mendukung teknologi nuklir, rumah sakit ini juga menyediakan Instalasi Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler. Instalasi ini dilengkapi dengan Pet Scan, Spect-CT, dan Lab in Vitro.
Teknologi PET-CT merekayasa radiofarmaka (obat yang diberi isotop radioaktif) untuk mendeteksi fungsi dan metabolisme sel tertentu. Teknologi ini menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar detail anatomi tubuh, sehingga dokter bisa mengetahui lokasi pasti kanker sekaligus aktivitas sel kanker.
Selain itu, PET-CT juga berguna sebagai alat deteksi dini kanker, mengetahui stadium, mengevaluasi respons terapi, hingga mencari kekambuhan kanker setelah pengobatan.
Pembangunan rumah sakit ini merupakan bagian dari Program Prioritas Nasional (ProPN) yang bertujuan meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, khususnya untuk layanan kanker, jantung, dan otak. RS Kemenkes Surabaya diproyeksikan mampu melayani pasien dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, rumah sakit ini juga diharapkan bisa mengurangi beban antrean di rumah sakit besar lainnya.
Posting Komentar