P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Kebijakan Khusus Menag Pasca Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Featured Image

Peristiwa Ambruknya Bangunan di Ponpes Al Khoziny Menjadi Pelajaran Berharga

Peristiwa ambruknya bangunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak. Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa kejadian ini harus menjadi bahan pembelajaran penting agar tidak terulang kembali di masa mendatang. Dalam kunjungan ke lokasi kejadian, ia menekankan pentingnya mengambil langkah-langkah preventif untuk memastikan keselamatan santri dan masyarakat sekitar.

Menag menegaskan bahwa Kementerian Agama akan merumuskan kebijakan khusus yang mengatur pembangunan pondok pesantren dan madrasah. Kebijakan ini bertujuan agar seluruh pembangunan sesuai dengan aturan pemerintah dalam bidang konstruksi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa aspek keselamatan tetap menjadi prioritas utama.

Langkah Antisipatif yang Diambil

Untuk mengantisipasi kemungkinan terulangnya kejadian serupa, Nasaruddin menyampaikan rencana penggelaran pertemuan dengan para pihak terkait, termasuk para ahli pembangunan. Tujuannya adalah menyusun panduan teknis yang dapat dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan agama dan keagamaan saat mendirikan bangunan. Ia menegaskan bahwa Kemenag bukan ahli dalam bidang konstruksi, sehingga kerja sama dengan pihak terkait sangat diperlukan.

“Kami ingin secepatnya melakukan pertemuan dengan pihak terkait karena kami tidak memiliki keahlian khusus dalam pembangunan,” ujar Menag.

Perhatian pada Aspek Psikologis

Selain fokus pada pencegahan, Menag juga menekankan pentingnya penanganan aspek psikologis bagi keluarga dan santri yang terdampak. Ia menjelaskan bahwa stabilisasi emosi merupakan langkah awal yang harus dilakukan agar semua pihak bisa berpikir jernih dan mencari solusi terbaik.

“Kita harus menstabilkan emosi terlebih dahulu agar semua pihak bisa berpikir objektif dan positif,” kata Nasaruddin. Ia menambahkan bahwa jika suasana terlalu genting, maka sulit untuk menemukan solusi yang optimal.

Dukungan dari Lembaga Lain

Menag juga menyampaikan bahwa perhatian atas musibah ini tidak hanya datang dari Kemenag, tetapi juga dari lembaga lain seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Baznas memberikan dukungan guna meringankan beban keluarga korban. Ia berharap para santri yang terdampak tidak mengalami trauma dan dapat melanjutkan pendidikannya seperti biasa.

Bantuan untuk Korban dan Pemulihan

Dalam kunjungan tersebut, Nasaruddin menyalurkan bantuan sebesar Rp610 juta untuk mendukung penanganan para korban dan pemulihan kondisi pesantren. Dana ini diharapkan dapat membantu proses pemulihan secara lebih cepat dan efektif.

Data Korban dan Proses Evakuasi

Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur pada pukul 11.00 WIB, jumlah korban akibat ambruknya bangunan mencapai 100 orang. Terdiri atas 26 pasien rawat inap, 70 pasien pulang, satu pasien dirujuk, dan tiga orang meninggal dunia. Proses evakuasi masih terus dilakukan oleh Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri. Upaya-upaya ini dilakukan untuk memastikan semua korban mendapatkan perlakuan yang tepat dan segera mendapat bantuan medis.

Posting Komentar

Posting Komentar