P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Kemenperin-JICA Sukses Digitalisasi IKM Otomotif

Featured Image

Upaya Kemenperin Meningkatkan Daya Saing IKM Komponen Otomotif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan daya saing pelaku industri kecil dan menengah (IKM) khususnya di sektor komponen otomotif. Tujuan utamanya adalah agar IKM mampu masuk ke rantai pasok industri berskala besar. Untuk mencapai hal ini, Kemenperin melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam sektor industri, termasuk akademisi, penyedia bahan baku, hingga lembaga internasional.

Salah satu inisiatif nyata yang telah dilakukan adalah kerja sama antara Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Proyek ini bertajuk “Automotive Industry Development” dan fokus pada implementasi digitalisasi bagi sejumlah IKM komponen otomotif. Sebanyak delapan proyek digitalisasi telah berhasil diimplementasikan pada delapan IKM komponen otomotif dengan melibatkan enam startup teknologi sebagai system integrators.

Program ini dirancang untuk menjadi model keberhasilan yang dapat direplikasi oleh lebih banyak IKM. Dengan demikian, IKM tidak hanya mampu memperluas jangkauannya di pasar nasional, tetapi juga mengembangkan diri di tingkat global. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan harapan bahwa kolaborasi ini akan menjadi contoh sukses dalam pengembangan sektor industri.

Sinergi Antara Pemerintah Indonesia dan Jepang

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita menjelaskan bahwa proyek ini telah berjalan selama tiga bulan, mulai dari 22 April 2025 hingga 31 Juli 2025. Ia menilai bahwa program ini merupakan bentuk sinergi yang sangat baik antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Kerja sama ini menjadi bukti nyata bagaimana kemitraan internasional dapat mendorong kemajuan sektor industri.

Reni mengucapkan apresiasi kepada JICA sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan program ini. Tujuan utama dari proyek ini adalah menjawab tantangan global yang semakin menuntut adopsi teknologi, terutama di sektor IKM komponen otomotif. Data Asian Development Bank (2022) menunjukkan bahwa tingkat adopsi teknologi digital di sektor manufaktur kecil dan menengah di Asia Tenggara masih berada di bawah 30%, jauh tertinggal dari perusahaan besar yang telah melampaui 60%. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan teknologi yang harus diatasi bersama.

Peluang Besar untuk Transformasi Digital IKM

Dalam rangka mengatasi kesenjangan tersebut, Kemenperin akan terus mengupayakan langkah-langkah strategis, salah satunya adalah melanjutkan kerja sama dengan JICA. Dirjen IKMA berharap, di masa depan kerja sama ini tidak hanya berfokus pada sektor industri otomotif, tetapi juga mencakup berbagai komoditas lain, termasuk tujuh industri prioritas dalam implementasi Making Indonesia 4.0.

Di antara komoditas yang akan diperluas cakupannya adalah industri makanan dan minuman, tekstil, kimia, furnitur, elektronik, logam, kerajinan, serta komoditi unggulan lainnya. Penerapan digitalisasi dan otomasi di sektor-sektor ini diharapkan mampu meningkatkan konsistensi kualitas produk, efisiensi proses produksi, serta daya saing di pasar internasional.

Pentingnya Pembinaan Startup Teknologi

Selain itu, Reni menekankan pentingnya pembinaan untuk scale-up kompetensi startup teknologi. Tujuannya adalah agar pelaku startup tidak lagi dipandang sebagai perusahaan rintisan yang baru mulai, tetapi sebagai startup yang berpengalaman, memiliki usaha yang berkelanjutan, dan menggunakan teknologi mutakhir.

Ia berharap JICA dapat berperan aktif dalam transfer teknologi di bidang otomasi dan robotik kepada para startup Indonesia. Dengan demikian, startup dapat menciptakan solusi inovatif yang dapat diterapkan tidak hanya di IKM, tetapi juga di industri berskala lebih besar.

Pembaruan Data dan Efisiensi Produksi

Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika dan Alat Angkut Kemenperin, Dini Hanggandari menjelaskan bahwa hasil dari digitalisasi telah dipresentasikan oleh delapan pasang supplier dan system integrator pada acara “Dissemination Seminar Project For Increasing International Competitiveness of Automotive Industry”, yang digelar pada 19 Agustus 2025 lalu.

Setelah mengadopsi teknologi digital dari startup teknologi, IKM komponen otomotif mendapatkan berbagai manfaat. Salah satunya adalah pembaruan data secara real time dengan informasi yang akurat dan terkini. Selain itu, pelaporan dan analisis tersaji otomatis sehingga memudahkan pengambilan keputusan yang cepat. Proses inti juga otomatis, sehingga mengurangi kesalahan dan mempercepat alur kerja.

IKM komponen otomotif juga dapat melakukan pemantauan produksi yang terintegrasi untuk memastikan target tercapai, pengendalian kualitas berbasis sistem sehingga dapat menemukan pola cacat produk dalam periode tertentu, serta meningkatkan efisiensi waktu dan sumber daya.

Daftar IKM dan Startup yang Terlibat

Delapan pasang IKM yang difasilitasi dalam proyek ini antara lain: PT. Sebastian Jaya Metal, PT. Arkha Industries Indonesia, PT. Laksana Tekhnik Makmur, PT. Eran Plastindo Utama, PT. FNF Metalindo Utama, PT. Sugi Jaya Utama, PT. Itori Kreasindo Perkasa, dan PT. Armeta Kreasi Mandiri. Sementara itu, system integrator yang terlibat meliputi: PT. Takodam Ciptamandiri Nusantara, PT. Sopwer Teknologi Indonesia, Ragdalion Technology, PT. MyEco Inovasi Indonesia, PT. Stechoq Robotika Indonesia, dan PT. Trimitra Nusantara Sakti.

Startup yang terpilih merupakan binaan Kemenperin melalui program Startup for Industry (SFI). Senior Director Economic Development Department JICA, Okumoto Yasuyo menyampaikan bahwa proyek JICA yang dimulai sejak tahun 2022 bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi antara pelaku IKM komponen otomotif dan startup teknologi. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada startup teknologi yang telah memberikan pelatihan digitalisasi kepada para supplier, dan diharapkan sistem yang diterapkan dapat mencapai efektivitas 100 persen.

Okumoto berharap para supplier dapat melanjutkan upaya digitalisasi, mengidentifikasi masalah secara real time, serta terus meningkatkan daya saing perusahaan. Digitalisasi menjadi langkah awal untuk meningkatkan produktivitas, identifikasi masalah secara real time, serta memperkuat daya saing IKM. Ke depannya JICA akan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendukung keberlanjutan inisiatif ini.

Posting Komentar

Posting Komentar