
Peran Protein dalam Keseimbangan Gizi Anak
Protein merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga keseimbangan gizi, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Menurut Pande Putu Agus Mahendra, seorang dokter spesialis gizi klinik, protein termasuk dalam kelompok makronutrien yang sangat krusial. Ketersediaannya menjadi faktor utama dalam mendukung proses tumbuh kembang anak.
Ia menjelaskan bahwa protein tersusun dari asam amino yang berperan dalam pembentukan dan perbaikan sel-sel tubuh, terutama otot rangka. Kekurangan asupan protein dapat meningkatkan risiko malnutrisi dan stunting. “Banyak kasus gizi buruk berhubungan dengan rendahnya konsumsi protein,” tambahnya.
Meski penting, konsumsi protein juga harus diatur agar tidak berlebihan. Jika dikonsumsi berlebihan, protein bisa membebani organ tubuh seperti ginjal. Oleh karena itu, protein harus dikombinasikan dengan zat gizi makro lainnya agar manfaatnya optimal.
Kebutuhan Protein Berdasarkan Usia dan Aktivitas
Kebutuhan protein disesuaikan dengan usia dan berat badan anak sesuai rekomendasi WHO serta panduan internasional. Untuk orang dewasa, rata-rata kebutuhan harian berkisar antara 0,8 hingga 1,2 gram per kilogram berat badan. Namun, untuk individu dengan aktivitas tinggi seperti atlet, kebutuhannya bisa meningkat hingga 1,6 hingga 1,8 gram per kilogram berat badan.
Sumber protein bisa diperoleh dari berbagai jenis makanan. Beberapa sumber pangan hewani seperti ikan, telur, unggas, serta daging merah dan putih menjadi pilihan yang umum. Namun, beberapa jenis makanan laut memiliki potensi alergi karena kandungan protein tertentu. Contohnya, parvalbumin pada ikan bersirip tinggi atau tropomiosin pada udang dan kerang. Selain itu, ikan seperti tuna, tongkol, salmon, hingga ikan air tawar seperti tilapia dan bandeng juga dilaporkan dapat memicu reaksi alergi.
Risiko Alergi dari Sumber Protein Nabati
Selain protein hewani, protein nabati juga bisa menjadi alternatif, terutama bagi vegetarian. Namun, komponen asam amino seperti arginin yang banyak terdapat pada kacang-kacangan juga bisa menimbulkan alergi pada sebagian orang. Karena itu, meskipun protein nabati menjadi pilihan, risiko alergi tetap ada dan dalam kasus tertentu bisa berakibat fatal.
Pande menyarankan agar program penyediaan makanan bergizi massal, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), menggunakan sumber protein yang relatif aman. Beberapa opsi yang direkomendasikan adalah unggas, telur, daging merah maupun putih, serta tempe dan tahu. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dalam proses pengolahan, penyimpanan, distribusi, hingga evaluasi harian. Hal ini penting karena reaksi alergi bersifat individual pada setiap anak.
Pentingnya Pengawasan dalam Program Makan Bergizi Gratis
Dalam penerapan program makan bergizi gratis, keamanan dan kualitas sumber protein menjadi prioritas utama. Pande menekankan perlunya pengawasan ketat terhadap semua tahapan, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi makanan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa risiko alergi yang membahayakan.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keseimbangan nutrisi dan cara mengidentifikasi gejala alergi juga sangat diperlukan. Dengan demikian, program makan bergizi gratis tidak hanya memberikan nutrisi yang cukup, tetapi juga menjaga kesehatan jangka panjang anak-anak.
Posting Komentar