
Penurunan Dukungan Publik AS terhadap Israel
Kemarahan publik di Amerika Serikat terhadap dukungan pemerintah terhadap Israel semakin meningkat, terutama setelah operasi militer dan dugaan genosida yang dilakukan oleh negara Zionis di Gaza. Survei terbaru yang dilakukan oleh New York Times dan Siena Research Institute menunjukkan bahwa sebanyak 51% warga AS menentang bantuan ekonomi dan militer tambahan kepada Israel, sementara hanya 31% yang mendukung peningkatan bantuan tersebut.
Dalam survei ini, enam dari sepuluh pemilih (58%) mengatakan bahwa Israel harus segera mengakhiri operasinya di Gaza, meskipun para sandera masih ditahan dan Hamas belum dilenyapkan. Jajak pendapat ini dirilis beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump meluncurkan "peta jalan" baru untuk perdamaian di Gaza pada Senin, 29 September 2025.
Survei tersebut juga menemukan bahwa 40% pemilih AS percaya bahwa Israel sengaja membunuh warga sipil di Gaza. Sebagian besar (62%) menyatakan bahwa Israel tidak mengambil tindakan pencegahan yang memadai untuk mencegah korban sipil. Secara keseluruhan, 34% responden berpihak pada Israel, sedangkan 35% berpihak pada Palestina dalam konflik tersebut. Survei ini dilakukan secara nasional pada 22-27 September dengan partisipasi 1.313 pemilih terdaftar AS.
Perbedaan pandangan ini sangat mencolok jika dibandingkan dengan hasil survei setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Saat itu, 47% pemilih Amerika berpihak pada Israel dan hanya 20% yang berpihak pada Palestina. Sejak eskalasi di Gaza pada 7 Oktober 2023, AS telah mengucurkan miliaran dolar untuk persenjataan dan bantuan pertahanan ke Israel.
Operasi militer Israel di Gaza sejak Oktober telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, jumlah yang disebut oleh komite PBB sebagai genosida. Israel juga telah melancarkan serangan darat di Kota Gaza, salah satu wilayah terakhir yang masih di luar kendali IDF. Namun, serangan ini justru mendorong beberapa negara untuk mengakui negara Palestina, sementara badan-badan internasional dan keluarga sandera terus mendesak agar konflik segera diselesaikan.
AS telah menawarkan 20 poin untuk mengakhiri perang Gaza, termasuk menyerukan gencatan senjata segera, pertukaran sandera dengan tahanan, penarikan bertahap Israel, pelucutan senjata Hamas, dan pemerintahan internasional transisi. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung kerangka kerja tersebut, tetapi memperingatkan bahwa Israel akan menyelesaikan tugasnya secara militer jika Hamas tetap menolak.
Laporan media menyatakan bahwa negosiator Hamas telah menerima rencana tersebut dan akan meninjau dengan itikad baik. Namun hingga kini, Hamas belum memberikan tanggapan resmi. Hal ini menunjukkan bahwa proses diplomasi masih dalam tahap awal dan belum menunjukkan kemajuan signifikan.
Posting Komentar