P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Heboh Nampak MBG Diduga Mengandung Minyak Babi, Menag Nasaruddin Umar Minta Laporkan ke BGN, Madrasah Siap Tangani

Featured Image

Kebijakan Makan Bergizi Gratis di Tiongkok Dihiasi Isu Minyak Babi

Sebuah isu mengejutkan muncul dari Tiongkok terkait produk yang diekspor untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut laporan yang diterbitkan, nampan yang digunakan dalam proses produksi MBG asal wilayah Chaosan, Tiongkok, diduga mengandung campuran minyak babi. Hal ini memicu kekhawatiran khususnya bagi kalangan Muslim, karena penggunaan bahan-bahan haram seperti minyak babi tidak bisa dibersihkan secara sembarangan.

Minyak babi tersebut dicampur dengan minyak biasa dan digunakan selama proses pengepresan nampan. Penggunaan campuran ini disebut dapat mengurangi risiko kerusakan pada material nampan. Namun, hal ini menjadi masalah besar bagi umat Islam, karena konsumsi atau kontak langsung dengan bahan haram sangat dilarang dalam ajaran agama.

Menteri Agama, Nasaruddin Umar, merespons isu ini dengan segera. Ia menyampaikan bahwa semua masukan terkait temuan tersebut harus disampaikan kepada pihak pengelola. Pernyataannya dilakukan setelah ia melakukan peninjauan distribusi MBG di MTSN 6 Jakarta pada Selasa pagi.

Program MBG sendiri berada di bawah wewenang Badan Gizi Nasional (BGN). Sekolah atau madrasah menerima makanan yang sudah siap saji. Proses memasak dan pengemasan dilakukan oleh dapur-dapur MBG mitra BGN. Nasaruddin menegaskan bahwa madrasah sebagai penerima manfaat akan menerima makanan yang telah siap dan layak dikonsumsi. Jika ada temuan tentang kandungan minyak babi, maka pihak madrasah akan segera memperbaikinya.

Ia juga menekankan bahwa Kemenag selalu memastikan aspek kehalalan dari hidangan MBG. "Insya Allah seluruh makanan (MBG) yang dibagi di seluruh Indonesia itu terjamin kehalalannya," ujarnya. Nasaruddin menambahkan bahwa dapur-dapur MBG pasti memperhatikan aspek kehalalan dalam setiap proses produksi.

Selain itu, Nasaruddin juga menyampaikan pesan penting terkait kesehatan dalam distribusi MBG di madrasah. Ia meminta agar titik distribusi dicek kebersihannya. Jangan sampai ada tikus yang dapat menyebabkan penyakit bagi yang mengonsumsi makanan tersebut.

Pentingnya Pola Makan yang Sehat

Ia juga mengingatkan siswa untuk menjaga cara makan yang bersih dan sehat. "Jika tidak menggunakan sendok, cuci tangan terlebih dahulu," katanya. Nasaruddin menyoroti bahwa beberapa kasus keracunan MBG terjadi akibat perilaku makan yang tidak sehat. Misalnya, setelah bermain di luar kelas tanpa mencuci tangan, siswa langsung mengonsumsi makanan MBG. Hal ini dapat membawa kuman ke dalam tubuh dan menyebabkan sakit.

Nasaruddin berharap para murid berdoa agar program MBG tetap berjalan dengan baik. Ia mencontohkan situasi di Palestina, di mana anak-anak tidak bisa sekolah akibat perang. Akibatnya, satu generasi kehilangan kesempatan untuk belajar membaca dan menulis. "Di Palestina, bekerja susah. Banyak yang meninggal karena perang dan kelaparan," tambahnya.

Ia berharap kehidupan di Indonesia tetap damai sehingga ekonomi terus berkembang positif. Hal ini bertolak belakang dengan beberapa negara di Asia lainnya yang mengalami stagnasi bahkan penurunan ekonomi. Dengan kondisi yang stabil, program MBG dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya anak-anak yang membutuhkan nutrisi seimbang.

Posting Komentar

Posting Komentar