
Inovasi Digital untuk Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Mental Generasi Muda
Penggunaan ponsel pintar yang semakin meningkat di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa, menjadi salah satu alasan utama bagi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk menciptakan sebuah inovasi teknologi bernama Nomolitera. Inovasi ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat nomophobia atau rasa takut terhadap tidak memiliki ponsel, serta meningkatkan literasi digital di kalangan pengguna.
Inovasi ini dikembangkan oleh Dosen Program Studi Sistem Informasi sekaligus Ketua Tim Pengembang, Endang Sulistiyani. Menurutnya, platform berbasis web ini merupakan jawaban atas kebutuhan akan alat bantu diagnosis dalam bidang kesehatan mental, khususnya dari sisi teknologi. Proses pengembangan Nomolitera dimulai dari penelitian sebelumnya yang melibatkan dua mahasiswa Unusa, dan akhirnya diluncurkan pada tahun 2024.
Nomolitera diperkenalkan dalam acara 5th Brave dengan tema The Role of Artificial Intelligence (AI) in the Mental Health of the Young Generation. Acara ini menjadi ajang untuk memperkenalkan inovasi teknologi kepada para peserta dan delegasi mahasiswa. Selain itu, platform ini juga dipamerkan oleh Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital (FEBTD) Unusa dalam rangka menyambut mahasiswa asing.
Dalam acara tersebut, peserta diajak untuk mencoba langsung aplikasi Nomolitera. Hasil tes menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memiliki tingkat nomophobia yang moderat. Meski demikian, Endang menegaskan bahwa hasil tes tidak perlu ditakuti. Aplikasi ini bersifat open dan online, sehingga siapa pun dapat mengaksesnya melalui alamat URL berikut: https://nomolitera.my.id/
Manfaat dan Tujuan Nomolitera
Platform ini dirancang sebagai alat bantu dalam meningkatkan kesadaran akan kebiasaan interaksi dengan ponsel. Dengan adanya Nomolitera, pengguna dapat lebih memahami tingkat ketergantungan mereka terhadap perangkat digital. Hal ini sangat penting, terutama di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat dan luas.
Beberapa manfaat utama dari Nomolitera antara lain:
- Meningkatkan kesadaran tentang penggunaan ponsel: Pengguna bisa mengetahui apakah penggunaannya sudah berlebihan atau belum.
- Membantu diagnosis awal nomophobia: Aplikasi ini memberikan skor yang menunjukkan tingkat ketakutan terhadap tidak memiliki ponsel.
- Menjadi media edukasi digital: Pengguna bisa belajar lebih banyak tentang literasi digital melalui hasil tes yang diberikan.
Endang juga menekankan bahwa hasil tes dari Nomolitera bisa digunakan secara berkala. Dengan melakukan pengujian berkala, pengguna bisa memantau perubahan tingkat ketergantungan terhadap ponsel. Hal ini membantu dalam menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kesehatan mental.
Perkembangan Teknologi dan Kesehatan Mental
Pengembangan Nomolitera juga mencerminkan peran penting teknologi dalam dunia kesehatan mental. Dengan adanya AI dan inovasi digital, masyarakat kini memiliki akses yang lebih mudah untuk mengakses informasi dan layanan kesehatan. Platform seperti Nomolitera menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mendukung kesejahteraan mental.
Selain itu, inovasi ini juga menjadi bukti bahwa pendidikan tinggi dapat berkontribusi dalam menyelesaikan isu-isu sosial dan teknologi. Dengan kolaborasi antara dosen, mahasiswa, dan fakultas, Unusa berhasil menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Nomolitera tidak hanya sekadar alat tes, tetapi juga menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran akan pentingnya penggunaan teknologi yang sehat dan bijak. Dengan adanya inovasi seperti ini, diharapkan generasi muda dapat lebih sadar akan dampak penggunaan ponsel terhadap kesehatan mental mereka.
Posting Komentar