P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Ulasan Lengkap 'You and Everything Else': Antara Pujian Terhadap Akting dan Kritikan Pedas terhadap Alur Cerita!

Ulasan Lengkap 'You and Everything Else': Antara Pujian Terhadap Akting dan Kritikan Pedas terhadap Alur Cerita!

BroNewsTidak perlu memiliki ekspektasi tinggi jika Anda ingin menonton drama Korea You and Everything Else.

Kecuali, Anda memang ingin melihat hiperrealitas dan dramatisasi eksploitatif dari penderitaan karakter-karakternya.

Premis You and Everything Else sebenarnya sangat sederhana, bahkan bagi sebagian orang terkesan membosankan.

Yaitu dua orang yang teman sejak kecil hingga dewasa, dan salah satunya menderita penyakit akut.

Premis Sederhana, Intensi yang Rumit

Kisah persahabatan Ryu Eun-jung (Kim Go-eun) dan Cheon Sang-yeon (Park Ji-hyun) sejak kecil, yang diceritakan oleh sutradara Jo Young-min, terasa sangat ironis dan di luar nalar.

Cerita dimulai dari kisah Eun-jung yang hidup dalam keterbatasan tapi dikelilingi oleh cinta, sementara Sang-yeon hidup dalam kenyamanan tapi dingin dan penuh tekanan.

Semua itu menjadi dasar bagi kedua karakter dalam berpikir, bersikap, dan berkembang.

Sutradara Jo Young-min kemudian membagi kisah drama ini sesuai dengan fase pertemanan kedua karakter.

Ia juga menggambarkan konflik dan permusuhan keduanya saat remaja sesuai porsi dan tidak berlebihan.

Penonton diajak merasakan ketulusan, rasa cemburu antar teman, persaingan anak-anak sekolah, cinta monyet yang menggemaskan, hingga pertemanan yang manis.

Sutradara Jo juga menyajikan babak yang menguras emosi penonton.

Terutama saat kehidupan Sang-yeon mulai penuh dengan perjuangan dan kesendirian, sementara kehidupan Eun-jung mulai penuh dengan bunga-bunga.

Suatu ketika, perut penonton terasa penuh dengan kupu-kupu, tetapi saat layar bergeser ke karakter lain, jiwa dan hati terasa membeku.

Sutradara itu menggabungkan spektrum emosi itu dengan rapi dan baik.

Saya pernah terbawa olehnya.

Belum lagi saat dua karakter tersebut berusia 20-an.

Pada usia yang seharusnya penuh semangat dan kemenangan, kedua karakter justru mengalami tragedi yang bisa mengguncang kantung air mata.

Persis seperti yang diucapkan Banda Neira, "kalah atau menang kita akan menjadi arang dan abu."

Hingga saat keduanya tumbuh dewasa, mereka menjadi dua karakter yang sangat bertolak belakang seperti api dan es.

Yang satu berusaha mengisi jiwa dan hati dengan kebahagiaan, yang lainnya justru terjebak dalam obsesi dan dendam.

Kejeniusan Akting Kim Go-eun dan Park Ji-hyun

Kemampuan Kim Go-eun dan Park Ji-hyun dalam memainkan gelombang emosi dari dua karakter utama drama ini tidak perlu diragukan.

Bukan hanya tentang ekspresi dan akting, tetapi proses perkembangan karakter juga mampu disajikan dengan jelas dan sempurna oleh mereka.

Masalah Eksploitasi dan Ketidakkonsistenan Cerita

Hal lain yang perlu diapresiasi dari drama Korea ini adalah sinematografi dengan rekaman-rekamannya yang memikat mata.

Beberapa soundtrack original yang menyertai juga terasa sangat cocok melengkapi situasi.

Namun, You and Everything Else juga memiliki sejumlah catatan.

Alih-alih memperkenalkan persahabatan, drama ini justru terasa lebih mengeksploitasi kesedihan.

Persahabatan yang mana yang telah dihancurkan sedemikian rupa tetapi justru disebut kerinduan atau cinta abadi?

Situasi semacam itu tampaknya hanya ada di dunia politik: tidak ada musuh atau teman yang abadi.

Keputusan Sutradara yang Membingungkan

Selain itu, banyak tokoh-tokoh yang seharusnya turut menjadi benang merah tapi sengaja dihilangkan.

Atau sikap karakter yang terlalu naif hingga tidak masuk akal.

Drama ini seharusnya juga berakhir di episode 8, posisi terakhir yang bisa saya nikmati.

Sisanya, sutradara terkesan memaksakan cerita.

Pengembangan plot dan tokoh-tokoh selain dua tokoh utama juga sangat minim.

Seperti ada karakter yang awalnya sangat menghargai persahabatan, justru menjadi orang yang berkontribusi terhadap kehancuran total teman dekatnya sendiri.

Gambaran ini diikuti tindakan destruktif yang menurut saya terlalu jauh melebihi batas nyata.

Ironi dalam episodeepisode awal, cerita di drama begitu dekat dengan realitas.

Gambaran itu juga tidak linear dengan tema yang diusung: persahabatan.

Persahabatan yang dicampuri rasa benci dalam kadar tertentu mungkin ada, tapi jika diiringi dengan rasa benci dan tindakan yang merugikan sahabatnya, apakah masih pantas disebut sebagai sahabat?

Kesimpulan: Drama Dua Sisi Mata Uang

Jika sutradara Jo Young-min konsisten dengan alur awal, ceritanya mungkin akan lebih manis dan tentu saja dramatis dalam nuansa yang positif.

Serial You and Everything Else dari awal hingga tengah perjalanan terlihat menjanjikan dengan alur yang ringan, mudah diikuti, dan transisi yang halus.

Namun, menjelang episode_episode akhir, sutradara Jo Young-min tampak kehilangan fokus.

Episode penutup terbilang anti-klimaks.

Pemirsa hampir pasti bisa menebak akhir cerita dalam drama ini.

Belum lagi soal emosi yang tidak bisa lagi menembus layar dan hanya menyisakan rasa kecewa.

Saya hanya berharap tidak ada tokoh antagonis dalam You and Everything Else yang benar-benar terjadi di dunia nyata, mengingat dunia yang sekarang saja sudah cukup merepresentasikan keantagonisan itu sendiri.***

Posting Komentar

Posting Komentar