P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Bupati Trenggalek Menyesalkan Kedatangan Rombongan UGM ke Tambang Emas

Featured Image

Kritik Bupati Trenggalek terhadap Kunjungan Rombongan Universitas Gadjah Mada

Bupati Kabupaten Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menyampaikan penolakan terhadap kunjungan rombongan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ke lokasi rencana tambang emas di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan melalui akun media sosialnya setelah mengetahui bahwa kunjungan tersebut dilakukan tanpa pemberitahuan resmi kepada pemerintah kabupaten.

Kunjungan yang berlangsung di Desa Ngepeh, Kecamatan Tugu, merupakan bagian dari acara SEG 2025 Pre-Conference Field Trip dengan tema "Cu-Au Deposits of Java Island, Sunda Arc, Indonesia". Acara ini diinisiasi oleh Masyarakat Geolog Ekonomi dan Departemen Teknik Geologi UGM. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kampus dan profesional di bidang geologi dari berbagai negara, serta beberapa mahasiswa relawan yang tertarik pada studi eksplorasi cadangan tembaga dan emas di Pulau Jawa.

Dalam dokumen yang diperoleh, diketahui bahwa rombongan dipimpin oleh Lucas Donny Setijadji dari UGM dan Simon C. Adam dari University of Michigan. Penolakan Bupati terhadap kunjungan ini didasari karena perusahaan tambang PT Sumber Mineral Nusantara, yang menjadi mitra dalam kunjungan, mendapat penolakan dari masyarakat setempat. Mereka khawatir rencana eksplorasi dapat merusak ekosistem daerah tersebut.

Dalam unggahan di media sosialnya, Bupati Arifin menyampaikan pesan agar tim dari UGM lebih hati-hati dalam menjalankan aktivitas mereka. Ia menekankan bahwa izin tidak hanya harus diperoleh dari pihak swasta, tetapi juga dari masyarakat setempat. "Ijin, kulonuwun itu kepada masyarakat, bukan kepada swasta," tegasnya.

Selain itu, Bupati mengizinkan tim UGM untuk menghubunginya langsung melalui akun media sosial jika ingin melakukan penelitian di Trenggalek. Ia menegaskan bahwa permintaan akan segera direspons meskipun tidak perlu menggunakan surat formal.

Terkait kritik ini, dekanat Fakultas Teknik UGM tidak memberikan respons langsung. Mereka meminta untuk melalui juru bicara universitas. Juru Bicara UGM, I Made Andi Arsana, mengatakan bahwa pihak universitas telah mengetahui pernyataan Bupati. Ia menyatakan bahwa UGM akan menjelaskan beberapa hal dan berdiskusi secara terbuka dengan Bupati.

Made juga mengungkapkan bahwa UGM sedang berkomunikasi dengan Bupati dan bersepakat untuk bertemu pada 20 September. Ia berjanji akan memberikan update hasil pertemuan tersebut.

Reaksi dan Langkah Selanjutnya

Pernyataan Bupati Trenggalek menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan dari rencana tambang yang dijalankan oleh pihak swasta. Hal ini juga mencerminkan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait proyek yang berpotensi memengaruhi lingkungan dan kehidupan mereka.

Sementara itu, UGM tampaknya bersikap lebih terbuka terhadap masukan yang diberikan oleh Bupati. Dengan rencana pertemuan pada 20 September, diharapkan bisa terjadi komunikasi yang lebih baik antara pihak universitas dan pemerintah setempat.

Langkah-langkah seperti ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua pihak terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, proyek yang dijalankan dapat sejalan dengan kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Posting Komentar

Posting Komentar