P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Pertamina Hasilkan Bahan Bakar Pesawat dari Minyak Jelantah di Cilacap

Featured Image

Inovasi Pertamina dalam Produksi Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan

PT Pertamina (Persero) telah mencatatkan sejarah baru dengan memproduksi dan melakukan lifting perdana bahan bakar pesawat berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berasal dari limbah minyak goreng. Langkah ini dilakukan di Kilang Pertamina, Cilacap, dan menjadi terobosan penting dalam upaya menekan emisi karbon dari sektor penerbangan.

Berdasarkan hasil pengujian, SAF yang diproduksi oleh Pertamina mampu mengurangi emisi karbon hingga 84% dibandingkan dengan bahan bakar avtur konvensional. Inovasi ini dirasa sebagai hadiah istimewa untuk peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Selain itu, produk SAF Pertamina menjadi yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), serta dukungan dari pemangku kepentingan. Regulasi tentang energi bersih juga turut berperan dalam sistem transportasi udara nasional.

"Produksi SAF dari limbah minyak goreng ini bukan hanya inovasi teknologi, tapi juga langkah strategis untuk ketahanan energi, keberlanjutan lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat," ujar Simon dalam keterangan resmi.

Pertamina telah mendapatkan sertifikat internasional Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan Roundtable on Sustainable Biomaterials (RSB). Sertifikat ini menjamin bahwa SAF yang diproduksi memenuhi standar keberlanjutan global.

Memberdayakan Masyarakat melalui Pengumpulan Limbah Minyak Goreng

Inovasi Pertamina tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan limbah minyak goreng atau jelantah, Pertamina turut serta dalam pemberdayaan masyarakat.

"Selain bermanfaat untuk masa depan lingkungan, program SAF ini membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui pemanfaatan minyak jelantah," kata Fadjar.

Pertamina tidak hanya mengajak masyarakat mengumpulkan minyak jelantah, tetapi juga bekerja sama dengan Pertamina Foundation, Patra Jasa, dan Pertamina Group untuk memberikan edukasi serta menyediakan titik pengumpulan minyak jelantah di berbagai daerah.

"Pengumpulan minyak jelantah bukan hanya bermanfaat bagi sektor energi, tetapi juga menciptakan potensi pendapatan tambahan bagi masyarakat," ujar Fadjar.

Ia menambahkan bahwa SAF merupakan wujud nyata peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

“Pendekatan ini menggabungkan tiga pilar keberlanjutan: energi bersih, ketahanan energi, dan pemberdayaan masyarakat. Pertamina siap memperluas kerja sama untuk pengembangan SAF di masa depan sebagai bagian dari energi untuk Indonesia,” kata Fadjar.

Posting Komentar

Posting Komentar