P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Bawang Merah Picu Inflasi, Pemko Jalin Kemitraan dengan Nganjuk

Featured Image

Upaya Pemkot Palangka Raya dalam Menjaga Stabilitas Harga Bawang Merah

Pemerintah Kota (Pemkot) Palangka Raya terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, khususnya bawang merah. Komoditas ini menjadi salah satu penyumbang inflasi di wilayah tersebut sepanjang tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Pj. Sekda Kota Palangka Raya, Arbert Tombak, yang mengatakan bahwa hasil rapat koordinasi inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menunjukkan bahwa bawang merah memiliki pengaruh signifikan terhadap inflasi di kota ini.

“Selama tahun 2025 ini, bawang merah menjadi salah satu penyumbang inflasi bagi masyarakat Kota Palangka Raya. Mengingat kita tidak bisa membudidayakan bawang di daerah sendiri, maka kami melakukan penjajakan ke Nganjuk untuk menjamin pasokan bawang merah tetap aman,” ujar Arbert Tombak, Rabu (5/11/2025).

Kerja Sama dengan Kabupaten Nganjuk

Untuk mengantisipasi potensi kelangkaan maupun kenaikan harga, Pemerintah Kota Palangka Raya bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Wakil Wali Kota telah melakukan kerja sama dengan Pemkab Nganjuk agar suplai bawang merah dapat terjaga. Tujuannya adalah memastikan pedagang bisa langsung bertransaksi dengan petani di Nganjuk.

“Langkah ini diambil supaya pasokan bawang merah di Palangka Raya tetap stabil,” tambahnya.

Kondisi Harga Bawang Merah Saat Ini

Arbert Tombak menyebutkan bahwa saat ini harga bawang merah di pasar tradisional Palangka Raya masih dalam kondisi stabil. Meskipun sebelumnya sempat mengalami kenaikan, situasi saat ini dinilai lebih baik.

“Untuk hari ini, bawang merah di Palangka Raya masih stabil. Namun, sebelumnya memang sempat menjadi penyumbang inflasi di daerah,” ujarnya.

Inflasi pada Komoditas Lain

Selain bawang merah, inflasi juga terjadi pada komoditas telur dan ayam secara nasional. Namun, kondisi di Palangka Raya dinilai masih terkendali. Hal ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

“Telur dan ayam juga mengalami inflasi secara nasional, tapi di Palangka Raya tidak terlalu terdampak karena adanya peningkatan permintaan untuk program MBG,” tutupnya.

Posting Komentar

Posting Komentar