P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Kepala BPBD Buol Yakin Proyek Pengaman Pantai Selesai 100% Akhir 2025

Featured Image

Proyek Pengaman Pantai di Kabupaten Buol Terus Berjalan Lancar

Di tengah ancaman abrasi yang terus menggerus garis pantai Kabupaten Buol, semangat dan optimisme tetap terlihat dari jajaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kepala Pelaksana BPBD Buol, Moh. Kafi Mardjuni, menegaskan keyakinannya bahwa proyek rekonstruksi pengaman pantai tahun anggaran 2025 akan selesai seluruhnya pada bulan Desember mendatang sesuai jadwal kontrak.

“Kami terus memantau progres pekerjaan di lapangan. Hingga 31 Oktober, capaian rata-rata sudah mencapai 75 hingga 85 persen. Semua pihak bekerja maksimal untuk memastikan target Desember tercapai,” ujar Kafi dalam keterangannya kepada media.

Pekerjaan fisik kini fokus di tiga lokasi utama yang paling terdampak abrasi: Desa Monano, Desa Busak, dan Kwala Besar. Di Monano, pasangan batu pelindung pantai telah membentang sejauh 305 meter dari target 325 meter. Sementara di Busak, dari target 350 meter, kini telah terpasang 298 meter. Di Kwala Besar, Kecamatan Paleleh, progres mencapai 382 meter dari total 550 meter yang direncanakan.

Menurut Kafi, penyelesaian sisa pekerjaan di ketiga titik tersebut diyakini dapat dirampungkan tepat waktu. “Insyaallah semua selesai sebelum tutup tahun. Kami berkomitmen agar proyek ini selesai 100 persen sesuai target kontrak,” tegasnya.

Proyek ini merupakan bagian dari program rekonstruksi pascabencana dengan total anggaran lebih dari Rp6 miliar yang bersumber dari pemerintah pusat melalui BPBD Buol. Pembangunan struktur pengaman pantai itu dirancang sejajar dengan garis pesisir, bertujuan menahan hempasan gelombang laut yang selama ini mengancam permukiman warga.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BPBD Buol, Affaan, ST, menyebut proyek ini sebagai langkah strategis jangka panjang dalam menghadapi perubahan iklim dan meningkatnya risiko erosi pesisir. “Abrasi bukan hanya menggerus tanah, tapi juga harapan warga pesisir. Karena itu, pembangunan ini menjadi prioritas,” ujarnya.

Affaan menambahkan, proyek pengaman pantai di Desa Busak 1 dan Monano masing-masing menghabiskan anggaran lebih dari Rp3 miliar. Pekerjaan dimulai sejak awal Agustus 2025 dengan target panjang sekitar 200 meter per lokasi. “Kualitas bahan dan pengerjaan terus kami kontrol ketat agar hasilnya benar-benar kokoh dan tahan lama,” katanya.

Lebih dari sekadar proyek fisik, pembangunan pengaman pantai ini juga menjadi simbol perlindungan sosial bagi masyarakat yang hidup di garis depan perubahan alam. “Selama ini, bukan hanya harta benda yang mereka kehilangan, tapi juga rasa aman. Dengan pengaman pantai ini, mereka punya alasan baru untuk berharap,” tutur Affaan.

Jika rampung sesuai jadwal, proyek ini akan menjadi tonggak penting dalam upaya Pemkab Buol memperkuat kawasan pesisir dari ancaman abrasi, sekaligus menjadi bukti nyata bahwa komitmen pada keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Proyek ini tidak hanya memberikan perlindungan fisik, tetapi juga memberikan harapan baru bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang rentan terhadap bencana alam.

Dalam proses pengerjaan, semua pihak terlibat secara aktif, termasuk para pekerja, teknisi, dan pengawas proyek. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal dan dengan kualitas terbaik. Selain itu, pemerintah setempat juga berupaya memastikan bahwa masyarakat setempat diberdayakan dalam proses pengerjaan, baik melalui pelibatan tenaga kerja lokal maupun pemberian pelatihan.

Dengan proyek ini, diharapkan dapat memberikan dampak positif jangka panjang, baik dalam hal perlindungan lingkungan maupun kesejahteraan masyarakat. Selain itu, proyek ini juga menjadi contoh nyata dari kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan alam yang semakin meningkat.

Posting Komentar

Posting Komentar