P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Kinerja Kesehatan Emiten SILO MIKA, Saham Mana Layak Dibeli?

Featured Image

Kinerja Emen Rumah Sakit di Tengah Beragamnya Pertumbuhan

Di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah, sejumlah emiten pengelola rumah sakit menunjukkan kinerja yang beragam selama sembilan bulan pertama tahun 2025. Beberapa perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, sementara yang lain mengalami penurunan atau stagnasi.

Salah satu emiten yang menonjol adalah PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). Perusahaan ini mampu membukukan pertumbuhan pendapatan yang cukup pesat, bahkan mencapai angka dobel digit. Pada kuartal III/2025, SILO melaporkan pendapatan senilai Rp9,42 triliun, meningkat 3,31% dibandingkan posisi Rp9,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan pendapatan di berbagai segmen operasional, termasuk Siloam Semanggi (MRCCC) dan Siloam Hospital Lippo Village.

Pendapatan dari Siloam Semanggi naik menjadi Rp1,18 triliun, sedangkan Siloam Hospital Lippo Village mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,09 triliun. Meskipun demikian, beban operasional juga meningkat, dengan beban pokok pendapatan mencapai Rp5,82 triliun pada kuartal III/2025. Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur sebanyak 5,6% YoY menjadi 4.326 kapasitas.

Meski ada peningkatan biaya, laba bersih SILO tetap meningkat. Pada akhir September 2025, laba bersih perseroan mencapai Rp761,34 miliar, naik 19,91% dibandingkan Rp634,88 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Presiden Direktur Siloam, David Utama, menyatakan bahwa kinerja ini mencerminkan pemulihan bisnis yang signifikan, didukung oleh disiplin pengelolaan biaya dan peningkatan kualitas layanan.

Selain SILO, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Selama sembilan bulan 2025, MIKA mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,98 triliun, tumbuh 9,98% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini berasal dari berbagai wilayah operasional, termasuk Jakarta dan Jawa Barat, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pendapatan dari Jakarta dan Jawa Barat mencapai Rp3,03 triliun, meningkat 5,51% dari posisi Rp2,87 triliun. Sementara itu, pendapatan di Jawa Tengah dan Jawa Timur naik 27,24% menjadi Rp947,79 miliar. Laba bersih MIKA pada kuartal III/2025 mencapai Rp1,01 triliun, meningkat 16,50% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, tidak semua emiten menunjukkan pertumbuhan yang positif. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) mengalami penurunan laba bersih meskipun pendapatannya meningkat. Pendapatan HEAL pada akhir September 2025 mencapai Rp5,28 triliun, meningkat 5,20% YoY. Namun, laba bersih turun 23,95% menjadi Rp356,01 miliar, dari sebelumnya Rp468,16 miliar.

Analisis dari Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, menunjukkan bahwa kinerja emiten rumah sakit cenderung terkait dengan kondisi perekonomian masyarakat. Jika ekonomi baik, konsumsi kesehatan akan meningkat. Namun, saat ini, hanya MIKA yang direkomendasikan dengan target harga Rp2.860 per lembar.

Dengan berbagai tren yang terjadi, investor perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebelum membuat keputusan investasi. Kinerja emiten rumah sakit tetap menjadi indikator penting dalam menilai sektor kesehatan di Indonesia.

0

Posting Komentar