
Insiden Tragis di Masjid Agung Sibolga yang Mengguncang Masyarakat
Sebuah kejadian memilukan terjadi di area Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara, pada Jumat (31/10/2025). Seorang pemuda bernama Arjun Tamaraya (21) tewas setelah menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan yang sangat brutal oleh sekelompok pria. Meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, nyawa Arjun tidak dapat diselamatkan. Peristiwa ini menimbulkan rasa kaget dan prihatin bagi masyarakat sekitar.
Detik-Detik Kekerasan yang Terekam
Berdasarkan informasi yang beredar, kejadian ini bermula ketika Arjun datang ke masjid dengan niat untuk beristirahat sejenak, seperti biasanya dilakukan oleh para musafir. Namun, ketenangan yang ia rasakan terganggu saat salah satu pelaku mendatanginya dan memberikan teguran. Dugaan awal menyebutkan bahwa teguran tersebut berkaitan dengan larangan beristirahat di area utama masjid.
Meskipun sudah ditegur, Arjun tetap memilih untuk melanjutkan aktivitasnya. Keputusan ini justru memicu kemarahan pelaku. Pria tersebut kemudian memanggil empat orang rekannya untuk "memberi pelajaran" kepada Arjun. Dalam waktu singkat, Arjun dikerumuni oleh sekitar lima orang dan dihajar habis-habisan hingga tak sadarkan diri.
Tidak hanya itu, para pelaku juga dengan tega menyeret tubuh Arjun keluar dari dalam masjid. Kejadian ini baru diketahui warga ketika mereka menemukan korban tergeletak lemah di halaman masjid. Luka robek yang terlihat jelas di bagian pelipis wajahnya menunjukkan betapa kerasnya penganiayaan yang dialaminya.
Penjelasan dari Petugas Kepolisian
Kasat Reskrim Polres Sibolga, AKP Rustam Silaban, mengonfirmasi identitas korban sebagai seorang musafir yang memang berniat beristirahat di masjid. Ia juga menjelaskan detail kekejaman para pelaku. Menurutnya, korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala.
Tuntutan Keadilan dari Keluarga Korban
Dengan perasaan sedih dan marah, pihak keluarga korban kini meminta keadilan atas kematian Arjun. Rida Chaniago, salah satu perwakilan keluarga, menyampaikan permohonan bantuan kepada Polres Sibolga dan Wakil Ketua DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori, agar kasus ini diusut secara tuntas tanpa pandang bulu.
Dalam pernyataannya, Rida mengungkapkan rasa kesedihan yang mendalam. Ia menyebutkan bahwa anak kemanakan mereka telah dikeroyok dan kehilangan nyawa akibat tindakan tanpa perikemanusiaan dari para pelaku. Ia berharap penegakan hukum dapat memberikan efek jera kepada para pelaku.
Status Penangkapan Pelaku
Menyikapi kejadian ini, aparat kepolisian melakukan tindakan cepat. Hingga saat ini, tiga dari lima pelaku yang terlibat dalam aksi biadab ini telah berhasil ditangkap oleh Polres Sibolga dalam kurun waktu kurang dari 24 jam setelah kejadian. Langkah cepat ini mendapat apresiasi dari masyarakat luas.
Peristiwa tragis ini menjadi peringatan penting tentang pentingnya menjaga keamanan dan keharmonisan di lingkungan masyarakat. Selain itu, kasus ini juga mengingatkan kita bahwa tindakan kekerasan tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja. Diperlukan tindakan tegas dan transparan dari pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang lagi.



Posting Komentar