
Perbedaan Pandangan tentang Keseimbangan Kerja dan Hidup
Di era modern, generasi muda semakin memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Konsep ini dianggap penting untuk menjaga kesehatan mental, kebahagiaan, serta produktivitas. Banyak orang percaya bahwa kesuksesan tidak harus datang dengan mengorbankan waktu istirahat dan keluarga. Namun, tidak semua tokoh dunia sepakat dengan pandangan ini. Sebaliknya, beberapa tokoh menilai bahwa kerja keras tanpa henti justru menjadi kunci utama keberhasilan.
Berikut adalah delapan tokoh yang memberikan contoh nyata bahwa ambisi dan ketekunan sering kali mengalahkan kenyamanan untuk mencapai kesuksesan besar.
1. Sanae Takaichi
Perdana Menteri perempuan pertama Jepang, Sanae Takaichi, secara terbuka menolak konsep work-life balance. Dalam pidato pertamanya sebagai pemimpin partai, ia menekankan pentingnya dedikasi tanpa henti dan ketekunan. Ia menolak gagasan modern tentang keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
“Saya akan menepati janji saya. Kita hanya bisa membangun kembali negeri ini dengan menyatukan semua generasi dan melibatkan semua orang. Karena jumlah kita sedikit, saya meminta semua orang untuk bekerja; bekerja keras seperti kuda. Saya sendiri akan menyingkirkan gagasan work-life balance. Saya akan bekerja, bekerja, bekerja, bekerja, dan bekerja,” ujarnya dalam pidato.
Di tengah perubahan budaya kerja di Jepang, Takaichi mengajak kembali ke etos tradisional kerja keras sebagai pilar kemajuan. Selain itu, kekuatan nasional hanya dapat dicapai melalui disiplin dan kerja keras.
2. Shah Rukh Khan
Aktor Bollywood Shah Rukh Khan dikenal dengan prinsip hidupnya yang unik: “Aaram haraam hai” — yang berarti “istirahat adalah dosa”. Bagi Khan, kesuksesan tidak datang dengan mudah. Ia percaya bahwa waktu tidak boleh dihabiskan untuk bersantai jika ingin mencapai puncak.
Dalam berbagai wawancara, Shah Rukh Khan mengungkapkan besarnya pengorbanan yang ia lakukan demi meraih kesuksesan. Ia bercerita bahwa perjalanan menuju puncak industri hiburan menuntutnya mengorbankan waktu pribadi dan jam istirahat.
“Jika kamu ingin sukses, jangan makan, jangan tidur, jangan beristirahat, jangan bersantai,” ungkapnya saat membagikan mantra kesuksesannya dalam wawancara pada tahun 2022.
3. Indra Nooyi
Mantan CEO PepsiCo, Indra Nooyi, menegaskan bahwa work-life balance yang sempurna hanyalah mitos. Menurutnya, kunci kesuksesan bukan pada keseimbangan mutlak, melainkan kemampuan mengatur prioritas dengan bijak.
Nooyi membagikan kisah pribadi ketika harus memenuhi permintaan putrinya untuk membawa kue ke sekolah di tengah jadwal padat. Tanpa waktu untuk memanggang, ia memesan kue dari kafetaria kantor dan membungkusnya dengan alumunium foil agar tampak buatan rumah. Hasilnya, kue tersebut disukai semua orang dan putrinya merasa bangga.
Dari pengalaman itu, ia menekankan bahwa perempuan sering kali dituntut menjadi “manusia super” yang mampu membuat segalanya berjalan, meski tanpa keseimbangan sempurna.
4. Jeff Bezos
Pendiri Amazon, Jeff Bezos, memiliki pandangan berbeda soal keseimbangan hidup. Bezos menolak istilah work-life balance dan lebih memilih konsep work-life harmony, yaitu keharmonisan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Menurutnya, keduanya harus saling melengkapi agar seseorang bisa produktif sekaligus bahagia, bukan saling bertentangan.
5. Elon Musk
CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, terkenal dengan gaya hidupnya yang ekstrem, baik dalam urusan pribadi maupun pekerjaan. Musk di masa lalu kerap mendorong orang untuk bekerja jauh lebih lama daripada standar kebanyakan orang.
Musk pernah menyatakan pandangannya di Twitter pada 2018 bahwa siapa pun yang ingin meraih kesuksesan besar sebaiknya bekerja 80 hingga 100 jam per minggu. Menurutnya, tidak ada yang bisa mengubah dunia dengan hanya bekerja 40 jam seminggu.
6. Narayana Murthy
Salah satu pendiri Infosys, Narayana Murthy, menekankan pentingnya bekerja hingga 70 jam per minggu untuk mencapai kemajuan. Pandangannya ini sempat menimbulkan kontroversi, namun Murthy yakin dedikasi tinggi menjadi kunci kesuksesan bagi kemajuan India secara keseluruhan.
Murthy pernah menceritakan pengalamannya sendiri, bekerja lebih dari 14 jam sehari selama enam setengah hari seminggu. Menurutnya, agar India mampu bersaing di kancah global, masyarakat harus siap bekerja keras dan konsisten.
7. Jack Ma
Miliarder Tiongkok sekaligus pendiri Alibaba, Jack Ma, dikenal mendukung jam kerja panjang yang populer di negaranya. Pada 2019, ia mempromosikan sistem kerja “996”, yakni dari pukul 9 pagi hingga 9 malam selama enam hari seminggu, sebagai jalan bagi pekerja muda untuk meraih kesuksesan.
Meski kemudian membayangkan bahwa kecerdasan buatan (AI) bisa mempersingkat jam kerja, pada saat itu Ma menilai hari kerja 12 jam penting untuk pertumbuhan. Pernyataannya memicu perdebatan tentang work-life balance, karena banyak pihak mengkritik jam kerja ekstrem ini sebagai tidak berkelanjutan dan berpotensi merugikan kesejahteraan jangka panjang.
8. Mark Cuban
Pengusaha miliarder sekaligus mantan bintang Shark Tank, Mark Cuban, berpendapat bahwa tidak ada konsep keseimbangan bagi mereka yang benar-benar berkomitmen ingin sukses. Ia menekankan bahwa siapa pun yang ingin menguasai permainan harus siap bersaing, karena selalu ada orang lain yang bekerja lebih keras untuk mengalahkan Anda. Pandangannya ini menekankan dedikasi total sebagai kunci meraih pencapaian besar.



Posting Komentar