P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Membangun 1 Paviliun Bambu, Setara Menanam 2.400 Pohon

Featured Image

BaleBio: Paviliun Bambu yang Mengubah Lahan Terbengkalai Menjadi Ruang Publik Berkelanjutan

BaleBio adalah sebuah paviliun bambu yang dirancang oleh Cave Urban sebagai bagian dari program ReBuilt oleh Bauhaus Earth. Proyek ini berhasil menghidupkan kembali lahan parkir terbengkalai di Pantai Mertasari, Denpasar, menjadi ruang publik terbuka yang menawarkan pengalaman unik dan berkelanjutan. Dengan konsep arsitektur yang inovatif, BaleBio menunjukkan bahwa industri konstruksi dapat bergerak menuju sistem berbasis penyerap karbon alami.

Inspirasi dari Budaya Lokal dengan Pendekatan Modern

BaleBio terinspirasi dari Bale Banjar, yaitu balai komunal tradisional di Bali. Namun, desainnya dibuat dengan pendekatan modern dan berkelanjutan, sehingga menunjukkan bahwa arsitektur karbon-negatif bisa diterapkan secara nyata dan skalabel. Konsep ini tidak hanya memperkuat identitas budaya lokal, tetapi juga memberikan solusi untuk masalah lingkungan yang semakin mendesak.

Desain dan Material yang Dipilih

Paviliun ini memiliki luas 84 meter persegi dengan atap lengkung setinggi 8,5 meter. Struktur utamanya terbuat dari bambu petung lokal yang kuat seperti baja, namun memiliki emisi karbon yang rendah. Seluruh material digunakan dengan pendekatan yang ramah lingkungan, termasuk batu vulkanik, plester kapur, dan genteng daur ulang. Semua bahan baku dipilih, diolah, dan dirakit di sekitar lokasi proyek, sehingga mengurangi dampak lingkungan dari transportasi.

Hasil Karbon yang Positif

Dengan desain, pemilihan material, dan proses konstruksi yang terencana, BaleBio berhasil menciptakan hasil akhir karbon yang negatif, yaitu -5.907 kg CO₂e. Proses pembangunan bahkan berhasil mengurangi lebih dari 53 ton CO₂, setara dengan menanam 2.400 pohon. Data ini telah diverifikasi melalui Life Cycle Assessment (LCA) oleh Eco Mantra, yang menyatakan bahwa BaleBio adalah proyek dengan konsep karbon-negatif yang sangat langka.

Dampak Sosial dari Pembangunan Pavilion

Selama proses pembangunan, banyak pihak yang terlibat, termasuk Universitas Warmadewa, komunitas lokal, serta para pengrajin. Keterlibatan ini tidak hanya memperkuat narasi desain dan keberlanjutan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan. Kini, BaleBio menjadi tempat berkumpul baru bagi warga dan wisatawan, yang digunakan sebagai panggung publik, ruang belajar, dan tempat pertemuan.

Penghargaan Internasional yang Diperoleh

BaleBio telah mendapatkan perhatian internasional karena inovasinya dalam bidang arsitektur dan lingkungan. Dalam tahun 2025, proyek ini meraih tiga penghargaan bergengsi:

  1. Australian Good Design Award – Kategori Social Impact
  2. Built by Nature Prize – Kategori Commendation
  3. German Design Award – Gold dalam kategori Excellent Architecture dan Circular Design & Exhibition

Informasi Detail tentang BaleBio

  • Nama: BaleBio Pavilion
  • Lokasi: Pantai Mertasari, Denpasar, Bali
  • Luas: 84 meter persegi
  • Konsep: Bauhaus Earth
  • Desain: Cave Urban
  • Struktur: Atelier One
  • Project Management: Bamboo Village Trust
  • Analisis LCA: Eco Mantra
  • Komunitas yang Terlibat: Kota Kita, Warmadewa University
  • Pemerintah yang Terlibat: Gamalaw
  • Manufacturing: Indobamboo, Kaltimber, Bhoomi, Bamboo Pure, Wedoo, Rothoblaas
  • Funding: German Federal Ministry for the Environment, Climate Action, Nature Conservation and Nuclear Safety (BMUKN)
Posting Komentar

Posting Komentar