P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Marsela ICE dan Nogososro, Bukti Kekuatan Inovasi Mahasiswa UB di KMHE 2025

Featured Image

Prestasi Gemilah Tim Apatte 62 di Kontes Mobil Hemat Energi 2025

Tim Apatte 62 dari Universitas Brawijaya (UB) kembali menorehkan prestasi yang membanggakan dalam ajang Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2025. Kegiatan ini berlangsung di Universitas Jember (UNEJ) pada tanggal 22 hingga 25 Oktober 2025. Dengan inovasi kendaraan Marsela ICE dan Nogososro, tim berhasil meraih dua penghargaan sekaligus, membuktikan keunggulan mereka dalam bidang teknologi kendaraan hemat energi.

Marsela ICE, mobil terbaru dari tim, berhasil meraih Juara 2 kategori Urban Internal Combustion Engine (MPD) Bensin. Sementara itu, Nogososro, kendaraan andalan yang sudah melegenda, juga meraih Juara 2 kategori Prototype Internal Combustion Engine (MPD) Diesel. Kedua pencapaian ini semakin memperkuat posisi Apatte 62 sebagai pelopor inovasi kendaraan hemat energi di Indonesia.

Kemenangan di kategori Urban Gasoline menunjukkan hasil riset dan rekayasa teknis yang matang. Marsela ICE dirancang dengan fokus pada efisiensi bahan bakar, aerodinamika optimal, serta sistem pembakaran yang lebih presisi. Di sisi lain, di kategori Prototype Diesel, tim berhasil menampilkan kemampuan teknis luar biasa melalui rancangan mesin hemat energi yang tangguh dan lolos serangkaian uji performa ketat.

Menurut Ibrahim Al Ghifari, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian yang juga menjabat sebagai Administration and External Relation tim, keberhasilan tersebut lahir dari proses panjang yang penuh tantangan. “Selama proses perakitan dan uji coba, kami sering menghadapi kendala pada komponen yang tidak bekerja maksimal. Karena semua dirakit dari nol, setiap kesalahan kecil bisa memengaruhi keseluruhan sistem,” ujarnya.

Meski demikian, semangat tim tak pernah surut. Ibrahim menyebut bahwa riset berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan mereka. “Kami terus menyempurnakan desain kendaraan agar lebih aerodinamis dan sistem kemudinya lebih responsif. Semua dikerjakan sendiri oleh tim, termasuk perakitan mesin agar efisiensinya makin tinggi,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa dukungan penuh dari Universitas Brawijaya turut berperan besar dalam pencapaian ini. “Pihak kampus dan dosen pembimbing selalu memberikan dukungan, baik dalam bentuk fasilitas, pendampingan teknis, maupun motivasi. Itu sangat membantu kami,” tambahnya.

Sementara itu, anggota tim lain, Fredo, menyebut kemenangan ganda tahun ini sebagai hasil dari sinergi, kerja keras, dan semangat pantang menyerah seluruh anggota. Tim Apatte 62 kini berfokus menatap tantangan berikutnya, yaitu Shell Eco-marathon, kompetisi bergengsi tingkat internasional yang mempertemukan mahasiswa inovator dari berbagai negara.

“Kami ingin menunjukkan bahwa karya mahasiswa Indonesia bisa bersaing di level dunia. Ini bukan hanya kemenangan untuk UB, tetapi juga untuk bangsa,” tegas Ibrahim.

Ajang KMHE sendiri merupakan kompetisi tahunan yang digelar oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikti Saintek, sebagai wadah inovasi mahasiswa dalam merancang kendaraan efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Tahun ini, Apatte 62 bersaing dengan puluhan tim dari universitas ternama seperti ITB, UGM, UI, dan ITS. Meski kompetisi berlangsung ketat, semangat kolaborasi lintas disiplin menjadi keunggulan utama tim.

Apatte 62 terdiri dari mahasiswa berbagai fakultas yaitu Teknologi Pertanian, Teknik, dan Ilmu Komputer yang bersatu untuk menghadirkan teknologi otomotif masa depan. Kemenangan di KMHE 2025 menegaskan komitmen Universitas Brawijaya dalam mencetak generasi muda yang unggul dalam inovasi energi berkelanjutan.

Melalui semangat riset dan penerapan nilai Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 7, 9, dan 13, tim ini terus berkontribusi pada pengembangan teknologi transportasi rendah emisi dan ramah lingkungan.

Posting Komentar

Posting Komentar