P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Waspadai Oversupply, PLTSa Perlu Dukung Peningkatan Konsumsi Listrik

Featured Image

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai Solusi Kedua

Pemerintah Indonesia saat ini sedang mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau waste to energy (WtE) di beberapa kota besar. Tujuan utama dari proyek ini adalah untuk meningkatkan pasokan listrik nasional sekaligus mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di berbagai wilayah.

Namun, langkah ini perlu diimbangi dengan strategi peningkatan konsumsi listrik agar tidak terjadi kelebihan pasokan (oversupply). Hal ini disampaikan oleh Abra Talattov, Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), yang menilai bahwa target pemerintah dalam membangun PLTSa bisa memberikan tambahan kapasitas listrik yang signifikan.

“Jika sisi permintaan tidak ditingkatkan, risiko oversupply bisa muncul,” ujarnya. Ia menekankan pentingnya keseimbangan antara kebijakan pasokan dan langkah-langkah yang mendorong penyerapan listrik dalam negeri.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memperkuat sektor industri manufaktur, terutama yang berbasis rumah tangga. Dengan memanfaatkan listrik dari energi baru terbarukan (EBT), industri dapat lebih efisien dan berkelanjutan. Pemerintah juga bisa mendorong lebih banyak industri rumah tangga beralih menggunakan listrik EBT, sehingga meningkatkan konsumsi listrik per kapita.

Selain itu, percepatan adopsi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) juga menjadi salah satu pendorong utama peningkatan permintaan listrik. Dengan semakin banyak pabrik EV berdiri dan masyarakat beralih ke kendaraan listrik, konsumsi listrik nasional akan tumbuh secara alami.

Dari segi ekonomi, proyek PLTSa memiliki tantangan dalam hal profitabilitas karena biaya investasi yang relatif tinggi selama masa pembangunan. Namun, Abra menilai bahwa manfaat dari proyek ini tidak hanya diukur dari keuntungan finansial saja.

“PLTSa memiliki nilai tambah sosial dan lingkungan yang besar. Misalnya, mengurangi volume sampah, menekan limbah, serta meminimalkan kebutuhan lahan untuk tempat pembuangan akhir,” jelasnya.

Karena itu, jika manfaat sosial dan lingkungan dari proyek PLTSa dianggap strategis dan mendesak, maka pemberian stimulus fiskal atau dukungan kebijakan dari pemerintah menjadi relevan. Stimulus tersebut sangat penting jika proyek PLTSa dilihat bukan hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari urgensi keberlanjutannya.

Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan

Untuk memastikan keberhasilan proyek PLTSa, beberapa langkah penting perlu diperhatikan:

  • Meningkatkan Konsumsi Listrik: Pemerintah harus terus mendorong peningkatan penggunaan listrik melalui sektor industri dan transportasi.
  • Mendorong Penggunaan EBT: Membantu industri beralih ke energi terbarukan untuk menciptakan sistem yang lebih ramah lingkungan.
  • Mengoptimalkan Sumber Daya: Memastikan bahwa pembangunan PLTSa tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga pada manfaat sosial dan lingkungan.
  • Memberikan Dukungan Kebijakan: Memberikan insentif dan kebijakan yang mendukung pengembangan proyek PLTSa, terutama jika tujuannya adalah keberlanjutan jangka panjang.

Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaborasi antar sektor, proyek PLTSa bisa menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan energi dan lingkungan di Indonesia.

Posting Komentar

Posting Komentar