P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 67: Karakter dan Alur Cerita

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 67: Karakter dan Alur Cerita

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 67 Kurikulum Merdeka

Setelah melakukan analisis terhadap karakter dan alur cerita dalam beberapa karya sastra, siswa diminta untuk membuat kesimpulan mengenai perbedaan antara karakterisasi tokoh dan plot dalam hikayat serta cerpen. Berikut ini adalah jawaban yang dapat digunakan sebagai referensi atau contoh dalam mengerjakan tugas tersebut.

Karakterisasi Tokoh

Perbedaan utama dalam karakterisasi tokoh antara hikayat dan cerpen terletak pada sifat dan latar belakang tokoh. Dalam hikayat, tokoh biasanya memiliki sifat yang mutlak, yaitu baik atau jahat secara idealis. Tokoh baik selalu baik, sedangkan tokoh jahat selalu jahat. Hal ini mencerminkan konsep moral yang jelas dan tidak ambigu.

Sementara itu, dalam cerpen, karakter tokoh lebih realistis dan kompleks. Tokoh dalam cerpen seringkali memiliki sifat yang tidak selalu hitam putih, sehingga memungkinkan pembaca untuk merenungkan berbagai sudut pandang. Tokoh dalam cerpen bisa berasal dari latar belakang kehidupan sehari-hari, seperti orang biasa atau tokoh yang ditemui dalam kehidupan nyata.

Latar belakang tokoh dalam hikayat umumnya berkaitan dengan tokoh-tokoh kerajaan, seperti pahlawan sakti, raja, bangsawan, atau pangeran. Konflik yang muncul dalam hikayat sering kali berkaitan dengan dunia kerajaan, kekuasaan, atau hal-hal magis. Sementara itu, tokoh dalam cerpen bisa berasal dari lingkungan yang lebih dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari, sehingga konflik yang diangkat pun lebih relevan dengan pengalaman pembaca.

Plot atau Alur Cerita

Dalam hal plot atau alur cerita, hikayat biasanya menggunakan alur yang maju dan memiliki struktur yang lebih kompleks serta panjang. Alur ini sering kali dibingkai dengan narasi yang berputar-putar, sehingga memberikan nuansa estetika dan makna yang dalam.

Di sisi lain, cerpen memiliki alur yang lebih variatif dan bisa berbeda-beda tergantung pada penulis. Konflik dalam cerpen juga lebih beragam dan sering kali tidak terduga. Hal ini membuat cerpen lebih dinamis dan menarik untuk dibaca. Selain itu, sudut pandang yang digunakan dalam cerpen juga beragam, mulai dari sudut pandang orang pertama, kedua, hingga ketiga. Hal ini memberikan variasi dalam penyampaian cerita dan memperkaya pengalaman membaca.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa karakterisasi tokoh dalam hikayat cenderung idealis dan memiliki sifat yang jelas, sedangkan dalam cerpen tokoh lebih realistis dan kompleks. Demikian pula dengan plot, hikayat memiliki alur yang lebih panjang dan kompleks, sementara cerpen memiliki alur yang lebih variatif dan dinamis.

Tugas ini merupakan bagian dari Bab 3 dalam buku Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X yang berjudul "Menyusuri Nilai dalam Cerita Lintas Zaman" karya Fadillah Tri Aulia dan Sefi Indra Gumilar, yang diterbitkan oleh Kemendikbudristek (2023). Kunci jawaban ini hanya dimaksudkan sebagai panduan untuk membantu proses belajar siswa. Oleh karena itu, siswa diharapkan mengerjakan soal-soal tersebut secara mandiri terlebih dahulu sebelum membandingkan dengan kunci jawaban.

Soal yang diberikan merupakan pertanyaan terbuka, sehingga jawaban yang diberikan bisa beragam dan tidak terpaku pada satu jawaban saja.

Posting Komentar

Posting Komentar