
Perubahan Status Gunung Ili Lewotolok dari Siaga ke Waspada
Status Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), resmi diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) sejak 2 November 2025. Penurunan ini dilakukan setelah terjadi penurunan aktivitas erupsi yang teramati dalam beberapa hari terakhir. Meskipun demikian, aktivitas vulkanik masih terjadi dan masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Dalam 24 jam terakhir, tercatat sebanyak 26 kali letusan dan 99 kali hembusan. Asap putih dengan ketinggian antara 25 hingga 100 meter terlihat dari kawah. Cuaca tercatat cerah hingga berawan, dengan angin lemah hingga sedang yang bertiup ke arah barat dan barat laut. Suhu udara berkisar antara 26 hingga 32°C.
Petugas Posmat Gunung Ili Lewotolok Lembata, Syawaludin, melaporkan kondisi gunung dalam periode 00:00-24:00 WITA pada Senin (3/11/2025). Berdasarkan pengamatan kegempaan, gunung mengalami:
- 26 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 4.5-34.2 mm dan lama gempa 33-48 detik.
- 99 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 1.4-9.2 mm dan lama gempa 25-46 detik.
- 1 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 6.3 mm, S-P 0.9 detik, dan lama gempa 13 detik.
- 1 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 38.2 mm, S-P 4.5 detik, dan lama gempa 48 detik.
- 5 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 1.8-11.8 mm, S-P 15 detik, dan lama gempa 40-195 detik.
Pihak pengelola memberikan beberapa rekomendasi untuk keselamatan masyarakat dan pengunjung:
- Masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok serta pengunjung atau pendaki tidak diperbolehkan memasuki radius 2 km dari pusat aktivitas gunung. Masyarakat Desa Lamatokan dan Desa Jontona harus waspada terhadap ancaman guguran lava dari bagian timur puncak/kawah.
- Masyarakat di sekitar gunung, pengunjung, dan pendaki serta warga Desa Jontona dan Desa Todanara tidak boleh memasuki area selatan dan tenggara sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas gunung. Potensi ancaman guguran lava dari bagian selatan dan tenggara juga perlu diwaspadai.
- Masyarakat di sekitar gunung, pengunjung, dan pendaki serta warga Desa Amakaka tidak boleh memasuki area barat sejauh 2,5 km dari pusat aktivitas gunung. Ancaman guguran lava dari bagian barat juga perlu diwaspadai.
- Untuk menghindari gangguan pernapasan akibat abu vulkanik, masyarakat disarankan menggunakan masker pelindung dan perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
- Masyarakat yang tinggal di daerah lembah atau aliran sungai yang berhulu di puncak gunung harus waspada terhadap potensi bahaya lahar, terutama saat musim hujan.
Penurunan Status Berdasarkan Data Pemantauan
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menurunkan status gunung dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) karena penurunan aktivitas erupsi. Indikator penurunan aktivitas meliputi jumlah kejadian erupsi, tinggi kolom erupsi, jarak lontaran, serta suara gemuruh dan dentuman.
Data kegempaan selama periode 23 Oktober hingga 31 Oktober 2025 mencatat 709 kali gempa erupsi, 1.615 kali hembusan, 5 kali tremor harmonik, dan 4 kali tremor non-harmonik. Selain itu, tercatat 20 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 31 kali gempa tektonik jauh.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyebutkan bahwa ada satu kali gempa terasa dengan skala IV MMI. Dari pantauan visual, kawasan gunung api terlihat jelas meskipun tertutup kabut. Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas bervariasi, berkisar antara 20 hingga 600 meter dari puncak. Tinggi kolom erupsi juga tercatat antara 100 hingga 300 meter dari puncak.
Suara dentuman dan gemuruh saat erupsi masih terdengar, namun umumnya dengan intensitas lemah. Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental, status Gunung Ili Lewotolok resmi diturunkan dari Level III siaga menjadi Level II waspada terhitung mulai Minggu (2/11/2025) pukul 09.00 Wita.



Posting Komentar