
Kinerja Kolaborasi Lintas Sektor dalam Menjaga Stabilitas Harga Beras
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa deflasi beras yang terjadi pada Oktober 2025 merupakan bukti nyata dari kerja sama lintas sektor dalam menjaga stabilitas harga pangan nasional. Ia menekankan bahwa penurunan harga beras di sebagian besar provinsi bukan hanya capaian statistik, tetapi juga menunjukkan efektivitas kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan berbagai lembaga.
Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk membuat masyarakat merasa bahagia dengan akses harga beras yang lebih terjangkau. Namun, pemerintah tidak berhenti di situ. Untuk memastikan stabilitas harga beras, telah dibentuk tim pengawal harga di setiap kabupaten.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa secara umum terjadi inflasi sebesar 0,28 persen pada Oktober 2025. Namun, berbeda dari bulan-bulan sebelumnya, komoditas beras justru mengalami deflasi sebesar 0,27 persen secara bulanan. Hal ini menjadi perbandingan yang berbeda dengan tren dua tahun terakhir, di mana harga beras meningkat pada Oktober 2022 dan 2023.
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan bahwa deflasi beras pada Oktober 2025 lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menunjukkan penurunan harga yang semakin signifikan di berbagai daerah.
Secara nasional, sebanyak 23 provinsi mengalami deflasi beras, tiga provinsi mencatat harga yang relatif stabil, dan 12 provinsi lainnya masih mengalami inflasi beras. Penurunan harga terjadi di hampir seluruh rantai perdagangan — mulai dari penggilingan, grosir, hingga eceran.
Rata-rata harga beras di penggilingan turun 0,54 persen dibanding bulan sebelumnya. Untuk beras premium, penurunan mencapai 0,71 persen, sedangkan beras medium turun 0,46 persen. Di tingkat grosir, beras mengalami deflasi 0,18 persen, dan di tingkat eceran turun 0,27 persen.
Selain beras, sejumlah komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga berkontribusi terhadap deflasi Oktober 2025. Di antaranya bawang merah dan cabai rawit yang masing-masing menyumbang deflasi 0,03 persen, serta tomat sebesar 0,02 persen.
Menurut Pudji, penurunan harga beras yang terjadi secara luas menjadi faktor penting dalam meredam tekanan inflasi nasional menjelang akhir tahun. Hasil kerja kolektif berbagai pihak menjadi kunci utama dalam pencapaian ini.
Kerja Sama Antara Berbagai Pihak dalam Menjaga Stabilitas Harga
Mentan Amran menambahkan bahwa keberhasilan menekan harga beras merupakan hasil kerja kolektif berbagai pihak. Ia menyebut, tim pengawal harga yang dibentuk Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), aparat penegak hukum, dan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi beras berjalan lancar.
Operasi pasar tidak akan berhenti, bahkan saat panen raya nanti, pemerintah akan salurkan beras stabilitasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ke daerah-daerah pegunungan yang bukan sentra produksi. Dengan langkah-langkah ini, pemerintah optimis dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan membawa Indonesia semakin dekat pada kemandirian pangan.
Amran menegaskan bahwa ini adalah keberhasilan bersama, bukan hanya Kementerian Pertanian, tetapi seluruh anak bangsa — dari Presiden, petani, hingga wartawan yang terus mengawal.



Posting Komentar