
Tips Mengelola Keuangan Keluarga Saat Kondisi Ekonomi Sulit
Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, seperti kenaikan harga barang dan pendapatan yang tetap, mengelola keuangan keluarga menjadi sangat penting. Mike Rini, seorang Financial Planner Mitra Rencana Edukasi, memberikan beberapa tips untuk membantu keluarga menghadapi tantangan ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan:
Fokus pada Kebutuhan Pokok Keluarga
Pertama, fokus utama haruslah memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Ketika harga barang meningkat, uang yang ada sebaiknya dialokasikan untuk kebutuhan dasar terlebih dahulu. Mike menekankan bahwa jajan bukan merupakan kebutuhan pokok, namun sering kali menjadi sumber pengeluaran yang tidak terkontrol.
"Jajan ini bukan yang harus mahal, tapi kadang jajan kecil-kecil itu bisa bikin dompet kita terkuras juga ya kalau kita lakukan setiap hari," ujarnya. Misalnya, jajanan seperti gorengan atau minuman dingin yang dibeli setiap hari bisa menyebabkan anggaran keluarga bocor.
Evaluasi Pengeluaran Rumah Tangga
Langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi terhadap pengeluaran rumah tangga. Mike menyarankan agar semua pos pengeluaran dievaluasi dengan cermat. Jika ada pengeluaran yang tidak perlu, sebaiknya dihentikan atau dikurangi.
Namun, pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti beras, sayur mayur, lauk pauk, dan minyak goreng tidak boleh dikurangi. Mike menyarankan untuk mengganti barang-barang yang harganya naik dengan alternatif yang lebih terjangkau.
Selain itu, ia menekankan pentingnya mencatat pengeluaran dan pemasukan. Dengan adanya catatan, keluarga dapat lebih disiplin dalam menggunakan uang dan mencegah pengeluaran yang tidak terencana.
Kelola Utang, Dana Darurat, dan Investasi
Mike juga menekankan pentingnya mengelola utang, dana darurat, dan investasi. Ia menyarankan agar keluarga tetap memiliki tabungan, bahkan dalam kondisi sulit. Tabungan ini bisa digunakan sebagai dana darurat jika terjadi keadaan mendesak.
"Kita usahakan 10 persen dari penghasilan kita masukkan ke dalam tabungan. Tujuannya tadi untuk emergency," ujarnya. Jika keluarga memiliki tujuan keuangan lain seperti pendidikan anak atau pensiun, tabungan bisa ditingkatkan menjadi 20-30 persen.
Selain itu, cicilan utang harus dikelola dengan hati-hati. Mike menyarankan agar jumlah cicilan utang tidak melebihi sepertiga dari penghasilan. Jumlah cicilan yang lebih kecil akan lebih baik bagi keuangan keluarga.
Ia juga menekankan pentingnya memiliki asuransi BPJS untuk melindungi kesehatan keluarga. Dengan asuransi ini, keluarga tidak perlu khawatir tentang biaya pengobatan yang tinggi.
Kerja Sama Seluruh Anggota Keluarga
Terakhir, keberhasilan dalam mengelola keuangan keluarga tidak hanya bergantung pada satu orang, tetapi memerlukan kerja sama dari seluruh anggota keluarga. Mike menekankan bahwa jika salah satu anggota keluarga tidak disiplin, misalnya suka jajan atau ingin jalan-jalan, maka kesulitan finansial bisa semakin parah.
Oleh karena itu, penting untuk membangun perilaku yang saling mendukung. Setiap anggota keluarga harus sadar akan pentingnya penghematan dan pengelolaan keuangan yang baik. Dengan kerja sama yang baik, keluarga dapat menjaga stabilitas finansial meskipun dalam kondisi sulit.



Posting Komentar