
Kinerja Keuangan PIPA Tumbuh Signifikan di Kuartal III/2025
PT Multi Makmur Lemindo Tbk. (PIPA), produsen pipa PVC yang kini sedang bertransformasi menjadi pemain utama dalam ekosistem energi nasional, mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif pada periode September 2025. Perusahaan ini mengalami perubahan signifikan sejak pengambilalihan kendali oleh PT Morris Capital Indonesia (MCI), yang memberikan dorongan besar bagi pengembangan bisnisnya.
Sejalan dengan proses transformasi tersebut, MCI berencana untuk menyuntikkan aset senilai sekitar Rp3 triliun ke dalam PIPA. Investasi ini diharapkan mampu memperkuat fondasi bisnis perusahaan dan meningkatkan kapasitas operasionalnya di masa depan.
Dalam laporan keuangan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2025, PIPA berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp25,98 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan pendapatan pada kuartal III/2024 yang hanya sebesar Rp19,84 miliar. Meskipun beban usaha meningkat dan laba kotor turun, perseroan masih mampu mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp2,66 miliar, didorong oleh kontribusi pendapatan lain-lain sebesar Rp5,47 miliar.
Selama periode tersebut, PIPA tidak mencatatkan pendapatan atau beban komprehensif lain, sehingga laba bersih tahun berjalan tercatat sebesar Rp2,66 miliar. Angka ini menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang sempat mencatatkan kerugian bersih sebesar Rp691,38 juta.
Di sisi lain, laba per saham (EPS) PIPA melonjak tajam dari Rp0,22 per saham pada kuartal III/2024 menjadi Rp0,91 per saham di periode yang sama tahun ini. Pertumbuhan EPS ini menjadi indikator kuat bahwa kinerja perusahaan semakin stabil dan berkembang pesat.
Dalam laporan neraca, aset lancar PIPA meningkat menjadi Rp66,93 miliar pada kuartal III/2025, naik dari Rp64,56 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, struktur keuangan perusahaan juga menunjukkan perbaikan, terutama dalam penurunan liabilitas jangka pendek dari Rp22,97 miliar menjadi Rp18,74 miliar. Penurunan ini didorong oleh pembayaran utang kepada pihak ketiga. Liabilitas jangka panjang juga mengalami penurunan signifikan dari Rp5,33 miliar menjadi Rp1,57 miliar.
Di sisi ekuitas, PIPA berhasil meningkatkan modal sendiri menjadi Rp149,54 miliar dari Rp146,68 miliar, sejalan dengan peningkatan saldo laba menjadi Rp5,79 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan keseimbangan keuangan yang sehat meskipun menghadapi tantangan pasar.
Strategi Transformasi dan Potensi Pasar
Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Entry Exit Investment, Indrawijaya Rangkuti, menilai bahwa transformasi PIPA di bawah kepemimpinan MCI menjadi momentum strategis bagi perusahaan. Menurutnya, skema injeksi aset sebesar Rp3 triliun dapat membawa PIPA keluar dari bayang-bayang masa lalunya dan menjadikannya bagian penting dalam industri energi Indonesia.
Indrawijaya menambahkan bahwa langkah integrasi vertikal yang dilakukan MCI—yang mencakup perdagangan energi, logistik hingga infrastruktur penyimpanan—sangat sejalan dengan kebutuhan jangka panjang sektor energi nasional. Jika dieksekusi dengan presisi, valuasi PIPA bisa melesat jauh di atas harga pasar saat ini. Dengan demikian, perusahaan memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu pelaku utama dalam ekosistem energi Indonesia.



Posting Komentar