P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Sejarah dan Penyebab WNA Jerman Marah Karena Pengemudi Tolak Isi Solar di Pertamina

Sejarah dan Penyebab WNA Jerman Marah Karena Pengemudi Tolak Isi Solar di Pertamina

Pengalaman WNA Jerman yang Viral di Media Sosial

Seorang warga negara asing (WNA) asal Jerman viral di media sosial setelah mengalami kejadian menarik perhatian di sebuah stasiun pengisian bahan bakar minyak (SPBU). Peristiwa ini terjadi di Desa Labuaja, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone pada hari Sabtu (1/11) sekitar pukul 10.00 Wita.

Kronologi Kejadian

Kejadian berawal ketika WNA tersebut datang bersama istrinya menggunakan mobil untuk mengisi solar. Namun, petugas SPBU menolak permintaannya karena tidak memiliki barcode atau QR Code Subsidi Tepat sebagai syarat pembelian bahan bakar subsidi. Sesuai aturan, pengisian BBM subsidi hanya bisa dilakukan dengan memenuhi persyaratan tersebut.

Karena keterbatasan kemampuan berbahasa, penjelasan dari petugas tidak dapat dipahami dengan baik oleh konsumen. Hal ini memicu terjadinya perdebatan singkat antara WNA dan petugas SPBU. Kejadian ini sempat menarik perhatian warga sekitar.

Reaksi WNA dan Perspektif Pihak Terkait

Dalam video yang diunggah akun @InfoBone, terlihat bule berambut putih dan berkaos biru cekcok dengan petugas SPBU. Ia turun dari mobil dan memaki-maki petugas menggunakan bahasa Inggris. Emosi yang muncul membuat situasi semakin memanas.

Menurut Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi, T. Muhammad Rum, meskipun tindakan operator sudah tepat secara prosedural, kejadian ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya komunikasi dalam pelayanan publik, terutama terhadap konsumen lintas budaya.

Rum menjelaskan bahwa keterbatasan bahasa menyebabkan kesalahpahaman di lapangan. Untuk menghindari hal serupa di masa depan, Pertamina akan terus meningkatkan pelayanan melalui pelatihan dan peningkatan fasilitas.

Penjelasan Kapolsek Kahu

Kapolsek Kahu, Andi Muhammad Amir, mengatakan bahwa bule itu marah karena ditolak saat ingin mengisi solar. Menurutnya, WNA tersebut merasa memiliki uang untuk melakukan pembayaran pengisian BBM secara penuh. Namun, petugas SPBU hanya bisa menyanggupi pengisian solar senilai Rp 400 ribu.

"Petugas SPBU dan bule itu tidak saling mengerti bahasanya," ujar Amir.

Solusi yang Diberikan

Pertamina juga memastikan ketersediaan BBM jenis Dexlite di SPBU setempat sebagai alternatif bagi konsumen pengguna kendaraan diesel nonsubsidi. Hal ini dilakukan mengingat SPBU terdekat yang menjual Dexlite berjarak sekitar 12 kilometer dari lokasi kejadian.

Dengan langkah perbaikan berkelanjutan, Pertamina Patra Niaga berkomitmen menghadirkan pelayanan SPBU yang tidak hanya patuh prosedur, tetapi juga humanis dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.

Kesimpulan

Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam pelayanan publik, terutama dalam konteks multikultural. Meskipun aturan sudah jelas, kejadian seperti ini bisa dihindari jika semua pihak saling memahami dan berkomunikasi dengan baik. Dengan peningkatan kualitas pelayanan, harapan besar dapat tercapai dalam memberikan pengalaman yang positif bagi semua pengguna SPBU.

Posting Komentar

Posting Komentar