
Rupiah Kembali Melemah Terhadap Dolar AS
Rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (5/11/2025). Pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi akan terus melemah hingga penutupan pasar. Berdasarkan data dari Bloomberg pukul 09.20 WIB, rupiah dibuka turun sebesar 0,22% atau 36 poin ke level Rp16.744 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS juga mengalami pelemahan sebesar 0,08% atau 0,08 poin ke angka 100,14.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (4/11), rupiah ditutup melemah sebanyak 32 poin ke posisi Rp16.708 per dolar AS. Seorang pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa depresiasi rupiah akan berlanjut hari ini. Menurutnya, rupiah akan mengalami fluktuasi namun akhirnya ditutup melemah di rentang antara Rp16.700 hingga Rp16.750.
Ibrahim menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Dari sisi global, pasar sedang memantau perkembangan ketidakpastian mengenai kebijakan moneter Bank Sentral AS (The Fed) pada bulan Desember nanti. Gubernur The Fed, Jerome Powell, beberapa waktu lalu memberi isyarat bahwa pihaknya belum menentukan apakah akan melakukan pemangkasan suku bunga pada Desember. Ia menyebut keputusan tersebut sebagai "bukan sesuatu yang pasti".
Ketidakpastian ini juga dipengaruhi oleh penutupan pemerintah AS yang telah berlangsung selama 33 hari tanpa adanya tanda-tanda perbaikan. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka rekor penutupan pemerintah akan melampaui 35 hari.
Selain itu, pasar juga merasa was-was terhadap hubungan antara AS dan Tiongkok yang kembali memanas. Ibrahim menyebutkan bahwa Donald Trump, dalam pernyataannya pada Senin lalu, menyatakan bahwa chip Blackwell tercanggih dari Nvidia akan dicadangkan untuk penggunaan domestik dan tidak akan dijual ke China. Hal ini menjadi perhatian khusus karena hubungan kedua negara baru saja mulai membaik setelah polemik terkait kebijakan tarif.
Dari sisi domestik, pasar fokus pada rilis data ekonomi yang akan dirilis. Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya melaporkan bahwa tingkat inflasi Oktober 2025 mencapai 0,28% secara bulanan (month to month/MtM) dan 2,86% secara tahunan (year on year/YoY). BPS juga akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 pada hari Rabu (5/11).
Konsensus ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% YoY. Angka ini sejalan dengan perkiraan pemerintah yang juga berada di kisaran 5%. Prediksi ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia masih stabil meskipun menghadapi tekanan dari berbagai faktor eksternal.



Posting Komentar