Kebijakan MBG yang Dihentikan Sementara, Orang Tua Berharap Kembali Lancar
Penghentian sementara program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Meruya Selatan 01, Jakarta Barat, memicu kekhawatiran dan harapan dari para orang tua siswa. Program ini sebelumnya menjadi andalan pemerintah dalam mendukung kesehatan dan kenyamanan anak-anak selama bersekolah. Namun, dugaan keracunan yang terjadi beberapa waktu lalu membuat distribusi MBG terhenti selama 10 hari.
Tanggapan Orang Tua Siswa
Salah satu orang tua, Iwan, mengungkapkan bahwa MBG sangat membantu keluarganya. Menurutnya, program ini meringankan beban ekonomi karena tidak perlu lagi mengemas bekal setiap hari. "Ya kalau aman (MBG-nya), saya kira cukup membantu sih. Karena istri saya juga kadang masak buru-buru gitu kan," ujarnya saat ditemui di sekolah tersebut.
Iwan memiliki dua anak yang masih bersekolah. Anak pertamanya yang duduk di SMP sudah lama mendapat MBG dan belum pernah mengalami masalah. Oleh karena itu, ia tidak merasa khawatir ketika anak bungsunya yang duduk di kelas 1 SD juga menerima MBG. "Itu aman-aman aja anak saya. Ini yang di sini (SDN Meruya Selatan 01) adiknya, ini yang paling bontot," jelasnya.
Meskipun MBG hanya diberikan selama tiga hari, Iwan menyebutkan bahwa anaknya sering menanyakan tentang MBG. "Pas enggak ada MBG tuh, enggak ada makanan, 'Yah enggak ada makanan lagi' gitu, ngarep gitu anak kecil pengen," katanya.
Iwan juga menyatakan bahwa putranya tidak mengalami efek apa pun dari MBG yang diterimanya. Ia berharap, ke depan pendistribusian MBG bisa kembali lancar dan aman.
Kekhawatiran Orang Tua Lainnya
Orang tua lainnya, Ida Mulyasari, mengungkapkan kekhawatiran meskipun anaknya tidak mengalami dugaan keracunan. Ida berharap agar pengawasan terhadap MBG lebih ketat di masa depan. "Enggak ngalamin anak saya. Tapi berharap lebih baik aja lah," katanya.
Penjelasan Pihak Sekolah
Kasie SMP SMA JB 2 Sudin Pendidikan Jakarta Barat, Juwarto, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi terkait panduan MBG Kementerian Pendidikan. Termasuk dalam hal ini adalah uji organoleptik sebelum distribusi dan koordinasi dengan puskesmas untuk monitoring dari sisi gizi dan keamanan makanan.
Juwarto juga menyampaikan komitmennya untuk terus memberikan informasi melalui aplikasi resmi yang disediakan pemerintah pusat. Aplikasi tersebut dapat diakses di alamat https://mbg.pdm.kemendikdasmen.go.id.
Langkah Selanjutnya
Setelah 10 hari penghentian sementara, pihak sekolah akan melakukan polling kepada orang tua siswa apakah mereka ingin program MBG dilanjutkan atau tidak. Hal ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi aktif dari orang tua dalam pengambilan keputusan terkait kesejahteraan anak-anak mereka.
Dengan situasi seperti ini, para orang tua berharap ke depannya program MBG dapat berjalan dengan lebih baik dan aman, sehingga anak-anak tetap mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa risiko kesehatan.



Posting Komentar