P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Bitcoin Anjlok di Bawah Rp 1,65 Miliar untuk Pertama Kalinya Sejak Juni

Featured Image

Harga Bitcoin Kembali Jatuh di Bawah USD 100.000

Harga Bitcoin (BTC) kembali turun di bawah ambang batas psikologis USD 100.000, yang merupakan angka terendah sejak Juni 2025. Pada hari Rabu (5/11), harga BTC sempat mencapai titik terendah intraday di USD 99.908, lalu sedikit naik ke sekitar USD 100.977 dan saat ini berada di sekitar USD 102.138. Penurunan ini menunjukkan bahwa harga Bitcoin telah mengalami penurunan lebih dari 20% dari puncaknya pada Oktober, yaitu USD 126.296.

Pergerakan tajam ini terjadi di tengah tekanan besar di pasar kripto, yang dipicu oleh aksi likuidasi leverage yang besar-besaran serta ketidakpastian makro global. Selain Bitcoin, Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan harian terbesar dalam beberapa bulan terakhir, sehingga membuat performanya negatif sepanjang tahun 2025.

Penurunan harga ini juga terjadi bersamaan dengan pemilihan wali kota New York di Amerika Serikat, yang memperkuat ketidakpastian di pasar. Aktivitas perdagangan semakin melemah, dan hal ini memberikan dampak signifikan terhadap sentimen pasar.

“Penurunan ke bawah USD 100.000 hanya berlangsung sesaat, namun cukup untuk mengguncang psikologi pasar,” tulis BeInCrypto. Menurut analis, kejatuhan ini membantu menghapuskan leverage berlebihan di pasar derivatif kripto, menciptakan ruang bagi stabilisasi jangka pendek. Namun, potensi volatilitas lebih lanjut tetap ada dalam beberapa minggu mendatang.

Meski pasar tampak panik, sejumlah analis melihat peluang di tengah tekanan jual. Misalnya, analis Joao Wedson menyebut bahwa area USD 100.000–USD 101.000 bisa menjadi zona akumulasi menarik bagi investor jangka menengah. Hal ini tergantung dari bagaimana fase harga Bitcoin berkembang ke depan.

“Konsolidasi di area ini bisa menandai pembersihan pasar sebelum tren baru dimulai, tapi jika gagal bertahan, tekanan bisa berlanjut lebih dalam,” ujarnya.

Namun, tidak semua pandangan optimistis. Beberapa analis menggunakan teori Elliott Wave Theory memperkirakan bahwa fase bear market bisa berlangsung hingga akhir 2026. Ini menandai potensi periode tekanan panjang bagi Bitcoin.

Di pasar prediksi Kalshi, banyak trader bertaruh bahwa Bitcoin masih bisa turun lebih dalam, bahkan menembus di bawah USD 80.000 dalam beberapa bulan mendatang. Pandangan pesimistis ini memperkuat narasi bahwa pasar kripto belum keluar dari fase penyesuaian pasca reli besar sepanjang pertengahan tahun.

Kejatuhan Bitcoin terjadi tak lama setelah Ethereum (ETH) juga resmi mencatat performa tahunan negatif. ETH yang memulai tahun di sekitar USD 3.353 kini melemah lebih dari 7% dalam sehari, menandai penurunan harian tertajam dalam beberapa bulan terakhir.

Situasi ini mempertegas bahwa seluruh pasar kripto tengah berada dalam fase konsolidasi mendalam, dengan tekanan besar terhadap aset utama seperti Bitcoin dan Ethereum.

Dengan harga Bitcoin kini masih berjuang di kisaran USD 100.000, pasar menanti apakah level psikologis ini akan menjadi benteng terakhir untuk rebound, atau justru awal dari penurunan lanjutan menuju angka yang lebih rendah. Masa depan pasar kripto tetap dinamis dan penuh ketidakpastian.

Posting Komentar

Posting Komentar