P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Saham Migas Terpanas, dari MEDC hingga ENRG Layak Dibeli?

Featured Image

Kinerja Emiten Migas di Tengah Tantangan Harga Minyak Global

Saham perusahaan migas seperti PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dan PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) masih menjadi pilihan utama bagi investor meskipun kinerja keuangan beberapa emiten mengalami penurunan. Meski demikian, kondisi pasar yang tidak stabil memengaruhi kinerja sejumlah perusahaan dalam sektor ini.

Berdasarkan data terkini, hanya ENRG yang berhasil mencatat pertumbuhan laba bersih hingga kuartal III/2025. Sementara itu, perusahaan lainnya mengalami koreksi pada laba bersih, meskipun PGAS tetap menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan MEDC karena pertumbuhan pendapatan yang tercatat.

Pendapatan dan Laba Bersih Perusahaan Migas

Laporan Keuangan PGAS pada kuartal III/2025 menunjukkan pertumbuhan pendapatan sebesar 3,78% YoY menjadi US$2,92 miliar. Namun, laba bersih mengalami penurunan sebesar 9,68% YoY menjadi US$237,89 juta. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor eksternal, termasuk fluktuasi harga minyak global.

Di sisi lain, MEDC mengalami penurunan pendapatan dari kontrak pelanggan sebesar 1,54% YoY menjadi US$1,72 miliar. Laba bersih juga turun signifikan sebesar 68,66% YoY menjadi US$85,65 juta. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan ini masih menghadapi tantangan dalam menjaga konsistensi pendapatan.

Sementara itu, ENRG berhasil mencatat pertumbuhan penjualan neto sebesar 13,05% YoY menjadi US$361,38 juta dan laba bersih naik 8,54% YoY menjadi US$55,65 juta. Kinerja ini menunjukkan bahwa ENRG mampu bertahan di tengah situasi pasar yang tidak pasti.

Pengaruh Harga Minyak Global

Harga minyak mentah Brent di awal tahun ini sempat melonjak hingga US$85 per barel akibat konflik geopolitik. Namun, pada kuartal III/2025, harga minyak mulai menurun ke bawah US$70 per barel. Fluktuasi ini memengaruhi kinerja seluruh perusahaan migas di Indonesia.

Selain itu, permintaan minyak global hanya meningkat sekitar 680.000–700.000 barel per hari, lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh konsumsi yang lemah di China serta permintaan industri yang menurun di negara-negara OECD, khususnya AS dan Eropa.

Struktur Pendapatan Perusahaan Migas

MEDC yang mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih, sebagian besar pendapatannya berasal dari kontrak penjualan minyak dan gas sebesar 92,97%. Sementara itu, ENRG memiliki struktur pendapatan yang lebih seimbang, dengan 61,01% dari total penjualan berasal dari segmen gas bumi dan 31,03% dari minyak mentah.

PGAS, di sisi lain, mendapatkan sekitar 70% dari total pendapatan selama Januari-September 2025 dari segmen niaga dan gas bumi. Namun, perusahaan ini menghadapi tantangan spesifik, yaitu defisit pasokan gas di Jawa Barat akibat penurunan produksi dari lapangan-lapangan tua seperti Blok Corridor dan PEP South Sumatra.

Rekomendasi Analis Terhadap Saham Migas

Ciptadana Sekuritas mempertahankan pandangan netral terhadap saham sektor migas. Dari 20 analis, sebanyak 95% merekomendasikan Buy untuk MEDC dengan target harga Rp1.682, yang mencerminkan potensial return sebesar 25,6% dalam 12 bulan ke depan.

Untuk PGAS, sebanyak 60% dari 25 analis merekomendasikan hold saham, sedangkan 36% merekomendasikan Buy dengan target harga Rp1.786. Harga saat ini PGAS telah melampaui target harga konsensus.

Sementara itu, semua 5 analis yang meninjau ENRG merekomendasikan Buy dengan target harga Rp1.165, yang memberikan potensial return sebesar 31,6% dalam 12 bulan ke depan.

Catatan Penting

Berita ini tidak bertujuan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Pihak BrowBrow tidak bertanggung jawab atas kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Posting Komentar

Posting Komentar