P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Percakapan Viral Ibu, Anak, dan Calon Menantu, Psikolog Dody Sebut Proses Pendewasaan

Featured Image

Peristiwa Viral di Media Sosial yang Mengundang Refleksi

Sebuah video yang viral di media sosial menampilkan situasi tidak nyaman yang dialami seorang perempuan berhijab di hadapan calon mertua. Dalam video tersebut, sang ibu meminta calon menantu duduk di kursi belakang mobil sementara ia sendiri mengambil posisi di kursi depan. Selain itu, ibu tersebut juga menyampaikan protes terhadap anaknya karena membelikan barang untuk kekasihnya yang belum resmi menjadi istri.

Menurut pandangan psikolog Dody Tri, tindakan ibu ini mencerminkan rasa khawatir dan ketakutan akan kehilangan cinta dari anak kandungnya. Ia menilai bahwa setiap teguran keras yang dilontarkan bisa jadi berasal dari kerinduan akan perhatian yang tulus, kekhawatiran akan kesepian di masa tua, serta keinginan untuk tetap merasa dibutuhkan oleh keluarga.

“Mari kita coba memahami ibu ini dengan hati yang lapang. Di balik kata-kata tajamnya, tersimpan kasih sayang yang dalam,” ujarnya. Menurut Dody Tri, perasaan ibu ini adalah bentuk pengabdian yang luar biasa untuk keluarga.

Dalam situasi yang sama, respons dari kekasih anak tersebut juga mendapat perhatian. Ia menyampaikan pernyataan bahwa “tidak apa-apa, nanti aku beli sendiri” sebagai jawaban atas protes ibunya. Bagi Dody Tri, pernyataan ini menunjukkan sikap mandiri dengan hati yang lembut. Ia menilai bahwa cinta sejati tidak melihat materi, dan pernyataan tersebut juga menunjukkan harga diri yang tinggi.

“Dia menolak untuk direndahkan tanpa membalas dengan kata-kata pedas. Ini menunjukkan kekuatan dalam kesederhanaan. Dia memilih jalan damai dengan tidak memperuncing konflik,” tambah Dody Tri. Sikap ini mengingatkan kita bahwa kelembutan sering kali membutuhkan keberanian yang lebih besar daripada kekerasan.

Bagi anak laki-laki yang merupakan kekasih dari perempuan berhijab, Dody Tri menilai percakapan ini sebagai proses menuju kedewasaan. Ia menekankan pentingnya mendengarkan dengan hati, bukan hanya dengan telinga. Anak tersebut diharapkan mampu memahami bahwa cinta kepada ibu dan pasangan bisa berjalan beriringan, serta menemukan cara untuk membahagiakan kedua perempuan yang dicintainya tanpa harus memilih salah satu.

Peristiwa yang terjadi di dalam mobil ini memberikan pelajaran penting bagi banyak orang. Beberapa hikmah yang muncul antara lain: cinta yang berbagi tidak lantas berkurang, setiap hati ingin dipahami, serta pentingnya memberi ruang bagi masing-masing pihak untuk tumbuh dan menjadi diri sendiri.

“Dalam setiap hubungan, kita perlu memberi ruang bagi masing-masing pihak untuk tumbuh dan menjadi diri sendiri,” ujar Dody Tri. Hal ini menjadi pengingat bahwa hubungan keluarga dan cinta memerlukan komunikasi yang baik, saling menghargai, serta kemampuan untuk memahami perasaan orang lain.

0

Posting Komentar