P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Penyaluran KPR Subsidi Capai 61,03 Persen pada Awal November 2025

Featured Image

Capaian Penyaluran FLPP dan KUR Perumahan di Indonesia

Penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau KPR subsidi telah mencapai angka yang menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga 3 November 2025, total penyaluran FLPP mencapai 213.630 unit rumah dengan nilai sebesar Rp 26,51 triliun. Angka ini mencerminkan capaian sebesar 61,03 persen dari target tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 350.000 unit.

Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menyampaikan bahwa pihaknya tetap optimis untuk mencapai target tersebut pada akhir tahun ini. Ia menjelaskan bahwa data yang dimiliki menunjukkan masih ada banyak kavling yang siap dibangun oleh pengembang. Dari jumlah tersebut, terdapat 790.653 kavling yang siap bangun, 7.516 unit dalam proses pembangunan, 40.114 unit ready stock, dan 33.391 unit dalam proses bank.

Peningkatan capaian FLPP juga terlihat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun lalu, hingga tanggal yang sama, penyaluran FLPP mencapai 181.619 unit. Peningkatan sebesar 17,6 persen secara year to date menunjukkan adanya kemajuan yang cukup signifikan. Heru berharap capaian penyaluran bisa terus meningkat dan mencapai 220 ribu unit pada akhir minggu ini.

Capaian FLPP ini didukung oleh partisipasi 39 bank penyalur dan 7.638 pengembang yang tergabung dalam 22 asosiasi perumahan di seluruh Indonesia. Dari sisi perbankan, Bank Tabungan Negara (BTN) menjadi penyalur terbesar dengan 104.326 unit atau 48,83 persen dari total penyaluran. BTN Syariah mengikuti dengan 44.434 unit atau 20,79 persen, disusul oleh BRI dengan 22.709 unit atau 10,63 persen, BNI dengan 10.052 unit atau 4,70 persen, dan Bank Mandiri dengan 9.340 unit atau 4,37 persen.

Dari sisi wilayah, Jawa Barat menjadi provinsi dengan penyaluran FLPP terbanyak, yaitu sebesar 48.252 unit atau 22,58 persen. Diikuti oleh Jawa Tengah dengan 18.707 unit atau 8,75 persen, Sulawesi Selatan dengan 17.370 unit atau 8,13 persen, Banten dengan 14.094 unit atau 6,59 persen, dan Jawa Timur dengan 14.001 unit atau 6,55 persen.

Di tingkat kabupaten atau kota, Bekasi menjadi daerah dengan penyerapan FLPP tertinggi, yaitu sebanyak 10.992 unit atau 5,14 persen. Kabupaten Bogor dengan 8.086 unit atau 3,78 persen, Kabupaten Tangerang dengan 6.304 unit atau 2,95 persen, Kabupaten Karawang dengan 5.508 unit atau 2,57 persen, dan Kota Kendari dengan 5.116 unit atau 2,39 persen.

Pencairan KUR Perumahan Mencapai Rp 182,9 Miliar

Selain FLPP, program Kredit Program Perumahan (KPP) atau KUR Perumahan juga mulai menunjukkan dampak positif. Direktur Jenderal Perumahan Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sri Haryati, mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada 86 debitur yang mendapatkan pencairan dari KUR Perumahan.

Program ini diluncurkan pada 21 Oktober 2025 dan memiliki alokasi anggaran sebesar Rp 130 triliun. Hingga 4 November pukul 09.00 WIB, total pencairan mencapai Rp 182,9 miliar. Dari jumlah tersebut, 47 debitur dari sisi suplai telah mencairkan dana sebesar Rp 169,3 miliar, sedangkan 39 debitur dari sisi demand telah mencairkan dana sebesar Rp 13,6 miliar.

Saat ini, masih ada 19 debitur dari sisi suplai yang menunggu pencairan senilai Rp 81,1 miliar dan 12 debitur dari sisi demand yang menunggu pencairan senilai Rp 3,05 miliar. Total dana yang masih menunggu pencairan mencapai Rp 84,2 miliar.

Sri menjelaskan bahwa sektor kontraktor menjadi yang paling banyak mengakses KUR Perumahan. Dari sisi suplai, tercatat 28 kontraktor, 21 pengembang, dan 17 pelaku usaha di sektor bangunan yang telah mengakses KUR. Sementara itu, dari sisi demand, rata-rata akses berasal dari pengembang. Saat ini, sudah ada 49 debitur pengembang, 1 debitur kontraktor, dan 1 debitur bahan pengembang yang telah menggunakan KUR Perumahan.

Posting Komentar

Posting Komentar