P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

RDF Rorotan Menyebarkan Bau Busuk, Pramono Minta Uji Coba Dihentikan

Featured Image

Warga Seputar RDF Rorotan Kembali Protes Akibat Bau Menyengat

Warga yang tinggal di sekitar fasilitas pengolahan sampah Refuse-Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara, kembali mengeluhkan bau menyengat yang muncul akibat proses pengolahan sampah. Mereka menuntut agar fasilitas tersebut ditutup sementara karena berdampak pada polusi udara dan masalah kesehatan.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah memerintahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI untuk menghentikan uji coba operasional RDF Rorotan. Penutupan ini dilakukan hingga pemerintah menyiapkan armada truk yang tertutup rapat untuk mengangkut sampah. Hal ini dimaksudkan agar air lindi tidak lagi tumpah di jalan raya.

“Saya sudah meminta kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk sementara commissioning-nya dihentikan terlebih dahulu, dipersiapkan sampai dengan adanya truk yang compact yang bisa membawa sampah ke Rorotan,” kata Pramono saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (4/11/2025).

Mas Pram, sapaan akrab Pramono Anung, menjelaskan bahwa penyebab bau berasal dari pengangkutan sampah yang masih menggunakan armada yang tidak tertutup. Akibatnya, air lindi tumpah di jalan dan menimbulkan bau tidak sedap.

“Yang menjadi masalah adalah ketika sampahnya kemudian dilakukan mobilisasi atau pengangkutan, truknya itu tidak compact, sehingga air lindinya tumpah. Inilah yang menyebabkan bau,” jelas Pramono.

Dia juga menyatakan bahwa warga sekitar tidak menolak keberadaan fasilitas RDF. Namun, keluhan bau baru muncul dalam beberapa hari terakhir ketika curah hujan meningkat dan sampah yang diangkut dalam kondisi lebih basah.

“Masyarakat sendiri sebenarnya, ini kan udah berlangsung hampir tiga minggu lebih, hampir satu bulan, tetapi baru kurang lebih 2, 3 hari terakhir ketika curah hujannya tinggi, sampahnya kemudian mengalami lebih basah dan angkutannya air lindinya tumpah ke mana-mana,” kata Pramono.

20 Anak Terkena ISPA Akibat Bau Sampah

Sebelumnya, warga perumahan Jakarta Garden City (JGC) secara tegas menolak beroperasinya RDF Rorotan. Meskipun fasilitas ini menggunakan teknologi canggih, warga sekitar masih merasakan dampaknya. Sebagai bukti, akibat uji coba pengoperasian RDF Rorotan yang kedua kali, ada 20 anak yang tinggal di perumahan JGC justru terkena sakit ISPA.

Bau menyengat membuat warga perumahan JGC tidak kuat, mereka pun meminta Pramono segera bertindak. Ketua RT 18, RW 14, Klaster Shinano JGC, Wahyu Andre, mengatakan bahwa ia sudah mengajukan permohonan audiensi melalui WhatsApp langsung ke Pramono.

Pramono pun bersedia menerima ajakan audiensi tersebut, namun masih dicarikan waktu yang tepat. Sampai saat ini, belum ada kabar pasti kapan audiensi tersebut akan digelar. Jika tidak ada tanggapan, warga dari Perumahan Jakarta Garden City (JGC), Harapan Indah Bekasi, hingga Rorotan akan melakukan demo untuk kedua kalinya.

“Rencana warga akan menggelar aksi unjuk rasa kedua pada tanggal 10 November 2025 mendesak RDF ditutup!” Ungkap Wahyu.

Dalam demo itu, warga meminta agar Pramono melakukan evaluasi terkait keberadaan RDF Rorotan. Mereka menuntut gubernur untuk mengevaluasi kembali keberadaan RDF setelah beberapa kali uji coba masih menyebarkan bau dan pencemaran udara yang mengakibatkan sejumlah warga terutama anak-anak terkena penyakit mata dan ISPA.

Tanggapan dari Pengelola RDF Rorotan

Project Manager Pembangunan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi, Angga Bagus, menyebut uji coba RDF Rorotan memang berlangsung beberapa waktu kemarin. Ia juga memastikan empat Deodorizer untuk penghilang bau, serta Flue Gas Treatment Rotary Dryer berfungsi dengan baik.

Menurut Angga, bau sampah RDF Rorotan bisa sampai ke perumahan warga karena kondisi tertentu. “Pada kondisi tertentu, seperti pergantian shift pekerja atau pengisian BBM alat berat, pintu hanggar utama pengolahan sampah dalam kondisi dibuka,” katanya.

"Hal tersebut diindikasikan mempengaruhi sirkulasi atau tata udara di dalam hanggar dan area sekitarnya," imbuh Angga. Namun, kata Angga, ketika mesin kembali beroperasi normal, maka sirkulasi di dalam hanggar akan dikendalikan oleh keempat Deodorizer.

Penolakan Awal Warga terhadap RDF Rorotan

Sebelumnya, warga Perumahan Jakarta Garden City (JGC) di Cakung, Jakarta Timur, secara terang-terangan menolak rencana pengoperasian Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan di Jakarta Utara yang terjadwal 24 September 2025. Salah satu penyebab warga menolak karena uji coba pertama RDF Rorotan dinilai gagal dan menimbulkan pencemaran udara.

Ketua RW 14 Perumahan JGC, Didik Ari Prasetyo, mengatakan bahwa warga menolak dengan beroperasinya RDF karena pencemaran udara dan efek bau tidak sedap sampai di wilayah warga JGC RW.14 Cakung Timur ketika uji coba tahap awal dilakukan.

Selain itu, penyebab lain warga menolak karena pengelola RDF Rorotan disebut belum mampu menunjukkan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). “Kami menolak dengan RDF beroperasi di wilayah kita, karena dari hasil pertemuan terakhir dengan pengelola, izin AMDAL yang kami minta belum bisa ditunjukkan,” ucap Didik.

Namun, untuk melengkapi penyempurnaan AMDAL, RDF Rorotan harus diuji coba kembali dan pengelola menjamin bahwa prosesnya tak akan menimbulkan bau. Akhirnya, warga pun setuju agar uji coba kedua RDF Rorotan kembali dilaksanakan minggu ini. Namun, sayangnya uji cobanya kali ini justru kembali diprotes warga karena menimbulkan bau.

Posting Komentar

Posting Komentar