
Kerja Sama Antar Daerah untuk Meningkatkan Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan di Belitung Timur
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Beltim) telah menandatangani empat nota kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerja sama antar daerah. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperkuat sistem logistik pangan dan mengurangi tekanan inflasi di wilayah tersebut. Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Beltim, Kamarudin Muten, bersama pimpinan daerah dan perwakilan dari berbagai kabupaten yang terlibat.
Kerja sama yang ditandatangani mencakup lima pihak, yaitu Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, serta satu kerja sama khusus dengan pelaku usaha di Kabupaten Belitung Timur. Tujuan utama dari kerja sama ini adalah menciptakan rantai pasok pangan yang lebih efisien, sehingga dapat membantu menjaga stabilitas harga bahan pokok masyarakat.
Upaya Mengurangi Fluktuasi Harga dan Gangguan Pasokan
Menurut Bupati Kamarudin Muten, sekitar 80 persen kebutuhan bahan pokok masyarakat Belitung Timur masih dipasok dari luar Pulau Belitung. Hal ini membuat daerah ini rentan terhadap fluktuasi harga dan gangguan pasokan. Oleh karena itu, kerja sama antar daerah menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan bahan pangan strategis di pasar.
Selain itu, kerja sama ini juga bertujuan untuk memperkuat produksi pangan lokal, meningkatkan sinergi antar daerah dalam distribusi barang, memperkuat lembaga ekonomi masyarakat, serta mendorong efisiensi dan kemandirian fiskal daerah.
Peran Bank Indonesia dalam Memperkuat Rantai Pasok Pangan
Deputi Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bangka-Belitung, Farid Tamsil, menyampaikan bahwa kerja sama antar daerah ini merupakan langkah penting dalam memperkuat rantai pasok pangan di wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Kolaborasi antara Belitung Timur dengan beberapa kabupaten lainnya diharapkan mampu menciptakan sistem logistik pangan yang lebih efisien.
Salah satu model konkret yang diterapkan adalah pengadaan daging sapi beku melalui model B2B (bisnis ke bisnis). Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga daging sapi di pasar lokal. Selain itu, BI Perwakilan Babel juga mengajak semua pihak untuk memperkuat komitmen bersama, menginisiasi program unggulan yang inovatif, serta menciptakan peluang-peluang yang berkelanjutan.
Tujuan akhir dari kerja sama ini adalah agar inflasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kembali ke dalam target nasional sebesar 2,5±1 persen. Bank Indonesia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada TPID Kabupaten Beltim dan mengucapkan terima kasih atas dukungan serta kerja keras anggota TPID yang konsisten dalam menjaga inflasi pada level yang rendah dan stabil.
Acara Diikuti Berbagai Pihak Terkait
Acara penandatanganan kerja sama ini dihadiri oleh berbagai tokoh dan pejabat penting, seperti Wakil Bupati Bangka Selatan Debby Vita Dewi, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Ahmad Yani, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bogor Mely Kamelia, Kepala Bidang Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Wahyudi Harto, serta Dandim 0414 Belitung Letkol. Inf. Teguh Adie Setiawan dan pimpinan OPD di Pemkab Beltim.
Pada sesi Capacity Building TPID, hadir pula Analis Kebijakan Ahli Muda Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Sri Purwanti dan Analis Kebijakan Ahli Madya Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Santi Lari. Mereka memberikan wawasan dan masukan terkait upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat sistem pangan di daerah.
Harapan untuk Perekonomian yang Berkembang Secara Seimbang
Bupati Kamarudin Muten berharap kerja sama ini dapat menjadi langkah nyata dalam memperkuat kolaborasi antar daerah dan dunia usaha. Ia menekankan pentingnya membangun kemandirian ekonomi dan memastikan stabilitas harga demi kesejahteraan bersama. Dengan adanya kerja sama yang lebih kuat, diharapkan perekonomian daerah dapat berkembang secara dua arah dan saling menguatkan.



Posting Komentar