P4GXIpU6yeYF5fMCqPZCp42UuY5geVqMNRVk86R4

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Translate

Bacaan Injil Katolik Hari Ini 5 Oktober 2025

Bacaan Injil Katolik Hari Ini 5 Oktober 2025

Komitmen Total dalam Mengikuti Yesus

Menjadi murid Yesus adalah komitmen yang penuh. Ini berarti siap untuk memikul salib dan menempatkan Allah di atas segala sesuatu dalam hidup. Dalam renungan harian Katolik, Yesus mengajarkan bahwa mengikuti-Nya bukan sekadar ikut-ikutan, tetapi membutuhkan kesadaran akan biaya yang harus dibayar.

Salib tidak hanya menjadi simbol penderitaan, tetapi juga menjadi tanda cinta sejati. Memikul salib berarti bersedia menghadapi tantangan, kehilangan kenyamanan, serta penolakan dunia. Dengan iman dan kesetiaan, penderitaan dapat berubah menjadi jalan menuju keselamatan dan kemenangan bersama Kristus.

Bacaan Injil Katolik Rabu 5 November 2025

Bacaan pertama hari ini berasal dari Rm. 13:8-10, yang menyatakan bahwa kasih kepada sesama manusia adalah kegenapan hukum Taurat. Dalam bacaan tersebut, ditekankan pentingnya menjaga perintah Tuhan dan menjunjung kasih sebagai dasar hubungan antar sesama.

Mazmur Tanggapan (Mzm. 112:1-2,4-5,9) memberikan pujian kepada orang-orang yang takut kepada Tuhan dan suka kepada perintah-Nya. Mazmur ini menggambarkan kebahagiaan bagi mereka yang hidup benar dan adil.

Bait Pengantar Injil (Mzm 119:135) mengajak umat untuk merenungkan wajah Tuhan dan belajar ketetapan-Nya. Selanjutnya, bacaan injil dari Lukas 14:25-33 mengingatkan para pengikut Yesus bahwa menjadi murid berarti melepaskan diri dari segala miliknya dan siap memikul salib.

Renungan Harian Katolik

Yesus berkata, “Setiap orang yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, tidak dapat menjadi murid-Ku.” Ucapan ini mungkin terdengar keras, tetapi di baliknya tersembunyi cinta yang mendalam. Yesus ingin para pengikut-Nya memahami bahwa menjadi murid bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan komitmen total untuk hidup dalam kasih dan kebenaran, meski harus berkorban.

1. Panggilan yang Serius: Bukan Sekadar Ikut

Banyak orang mengikuti Yesus karena tertarik pada mukjizat atau pengajaran-Nya. Namun, Yesus ingin para pengikut-Nya sadar bahwa panggilan-Nya bukan sekadar emosi sesaat, tetapi komitmen yang serius.

2. Salib Bukan Simbol Penderitaan Semata

Dalam budaya zaman itu, salib adalah lambang kematian. Namun, Yesus membalik maknanya menjadi simbol cinta dan kesetiaan. Memikul salib berarti siap menghadapi pergumulan hidup dan relasi yang diubah menjadi jalan keselamatan.

3. Menghitung Biaya Mengikut Yesus

Yesus menggunakan dua perumpamaan untuk menunjukkan pentingnya kesadaran. Seorang yang membangun menara harus menghitung biaya, dan seorang raja yang ingin berperang harus menimbang kekuatannya. Ini mengajarkan bahwa menjadi murid berarti siap menanggung konsekuensi iman.

4. Cinta yang Menuntut Prioritas

Yesus berkata, “Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudaranya, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Kata “membenci” di sini berarti menempatkan kasih kepada Allah di atas segala sesuatu.

5. Mengikuti Kristus di Dunia Modern

Di era digital, kita dihadapkan pada banyak godaan kenyamanan dan kecepatan. Namun, Yesus tetap memanggil dengan suara yang sama. Mengikuti Kristus berarti berani melawan arus dunia yang egois dan tetap setia dalam pelayanan tanpa pamrih.

6. Salib sebagai Jalan Sukacita

Salib bukan hanya simbol penderitaan, tetapi juga jalan menuju sukacita sejati. Ketika kita memikul salib dengan iman, kita sedang berjalan menuju kemenangan bersama Kristus.

7. Refleksi Hidup

Apa “salib” yang sedang dipikul hari ini? Apakah kita memikulnya dengan sabar dan iman? Sudahkah kita menempatkan Tuhan sebagai prioritas tertinggi dalam hidup?

8. Doa Renungan

Doa ini mengajak kita untuk tidak takut memikul salib, tetapi menemukan kasih dan kekuatan di dalamnya. Kita diminta menjadi murid yang setia dan penuh pengorbanan.

9. Penutup

Salib bukan beban yang menindas, tetapi jembatan menuju kasih yang memerdekakan. Setiap langkah dalam penderitaan bersama Kristus adalah langkah menuju kehidupan yang sejati.

Posting Komentar

Posting Komentar